SuaraSumsel.id - Sumatera Selatan (Sumsel) semakin sering diterpa dengan banjir bandang. Belum lama dari banjir bandang yang melanda kabupaten Lahat, namun hari ini, Rabu (5/7/2023), banjir bandang pun menyapu kabupaten OKU Selatan, Sumsel.
Banjir yang melanda sejumlah Kecamatan yang ada di Kabupaten OKU Selatan menyisakan kerugian dan korban jiwa. Banjir di OKU Selatan makin sering terjadi mulai awal tahun 2021, banjir bandang 2022 terjadi di daerah Kota Batu Kecamatan Warkuk Ranau Selatan, Sungai Are, Buay Pemaca, dan beberapa Wilayah lainya Kabupaten OKU Selatan.
Kaprodi Teknik Lingkungan Universitas Baturaja (UNBARA) Enda Kartika Sari mengungkapkan mengenai kemampuan resapan air yang menurun dikarenakan alih fungsi lahan terutama kawasan hutan.
“Fenomena banjir terjadi karena rendahnya resapan air tanah yang dibarengi dengan tingginya curah hujan, Mengapa resapan air berkurang? Karena terjadinya alih fungsi lahan yang seyogianya air tersebut, meresap ke dalam tanah dan diresap oleh tanaman atau tumbuhan telah berubah fungsi menjadi bangunan dan jalan,” terangnya saat dihubungi Sumselupdate.com-jaringan Suara.com.
Baca Juga:Dukung Pemekaran Sumsel, Wali Kota Lubuklinggau Sediakan Lahan Pemprov Sumsel Barat
Akademisi lingkungan ini menyingung juga pembangunan di sekitar bantaran sungai perlu dicegah seperti halnya, penebangan pohon di hutan daerah hulu.
“Pembangunan di bantaran sungai pun perlu kita sikapi karen itu memberikan dampak buruk terhadap ekositem sungai, Apa yg harus kita lakukan? Mencegah penebangan pohon dan hutan di daerah hulu agar resapan air menjadi tinggi dan menjaga ekosistem hutan dengan baik,” paparnya.
Aktivitas Lingkungan Hardianto pun mengungkapkan hal yang senada.
Ketua Umum DPP Atlas Indonesia, menyampaikan penyebab banjir dikarenakan kesadaran semua pihak kurang mencintai lingkungan, pembukaan hutan dan lahan secara illegal serta illegal logging.
Baca Juga:6 Warga Terseret Banjir Bandang di OKU Selatan Sumsel, 5 Masih Dicari