SuaraSumsel.id - Situasi pandemi Covid-19 mengharapkan banyak pelaku usaha termasuk pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) berstrategi lebih keras mempertahankan kesinambungan usaha.
Strategi ini pula yang dilakukan Kopi Loer, UMKM kopi lokal Palembang nan berhasil menciptakan pasar tersendiri saat situasi tersebut.
Owner Kopi Loer, Nadya Safira Utari menceritakan bagaimana saat Agustus 2019 lalu memulai usaha kopi dengan membidik konsumen kalangan anak muda.
Bersama tiga orang owner sekaligus manajer lainnya, Kopi Loer berusaha menciptakan varian kopi susu nan memenuhi selera kalangan anak muda, mulai dari yang baru ingin mencintai kopi sampai kalangan pecinta sekaligus memahami kopi.
Baca Juga:Perampok Rumah Mewah di Jakabaring Dibekuk Aparat Jatanras Polda Sumsel
“Kami dua bulan riset, menciptakan varian kopi susu dan kopi aren dengan rasa yang menaungi semua kalangan, yakni yang newbie (pendatang baru) ingin ngopi, atau mau ngopi jika diajak teman, sampai benar-benar yang punya fanatik rasa pada kopi tertentu,” ujarnya kepada Suara.com, belum lama ini.
Meski sudah riset, namun beberapa varian kopi susu juga dikenalkan beragam, sampai hasil survei konsumen sampai orang dekat, keluarga mendapatkan menu kopi susu pilihan.
“Kopi susu dan kopi gula aren Kopi Loer menggunakan kopi lokal Sumatera Selatan. Saat itu, kami man player (pemain tunggal) varian kopi susu dan kopi gula aren, produk lokal dan ada mix dengan kopi Bali. Meski brand nasional masuk, Alhamdulilah kami tidak terganggu. Target pasar kami tepat, kalangan menengah dengan harga terjangkau,” terang ia.
Kopi Loer membidik pasar kalangan menengah yakni anak muda karena toko pertama dibuka di samping salah satu kampus di jalan Sudirman, kawasan simpang Polda Sumsel.
“Di store Sudirman, marketnya mahasiswa, ada juga pekerja, warga dan mereka yang melintas karena lokasinya strategis,” sambung Nadya.
Baca Juga:Sumsel Dorong Makin Bermunculan Desa Ekowisata
Menurut ia, varian kopi susu dan kopi gula aren ialah pasar bagi pelaku UMKM dengan segmen semua kalangan. “Meski dengan harga terjangkau mulai dari Rp15.000 per gelas, kami mengejar volume jual. Kopi original yang mix arabika dan robusta ini merupakan produk yang merangkul semua segmen usia dengan beragam selera ngopi,” tegasnya.
Setahun kemudian, Kopi Loer melebarkan sayap penjualan dengan membuka toko di kawasan Ulu Palembang.
“Banyak yang mau ngopi, tapi malah harga pesan di marketplace makanan, lebih mahal ongkos kirimnya. Karena itu, dibuka toko di kawasan ulu Palembang agar penikmat kopi Loer bisa beli kopi dengan harga sama seperti di Ilir Palembang. Di kawasan Ulu, tokonya hanya melayani takeaway,” ujar ia.
Dalam perjalannya, Kopi Loer makin melebarkan segmen. Selain membuka toko di Celentang Perumnas, Kopi Loer membidik segmen pekerja dengan tampilan toko teruntuk segmen di atas penikmat kopi susu dan kopi aren.
“Kami membuka Rumah Loer dengan konsep sedikit berbeda. Di Rumah Loer targetnya lebih ke pegawai, seperti nongkrong atau hangout namun lebih serius. PT Kopi Loer Jaya kini di-manajemen-kan 4 orang dengan total karyawan mencapai 32 orang di semua store,” ucapnya.
Kombinasi Perbankan dan Pembiayaan Publik
Menurut Nadya, kestabilan UMKM selain karena kualitas produk nan yang terus dijaga juga memerlukan pendanaan nan mampu dikelola dengan baik.
Di tahun 2021, BRI hadir dengan menjawab kebutuhan perbankan di toko Kopi Loer.
“BRI hadir sebagai partner UMKM lebih tepatnya. Baik layanan kebutuhan finansial, pembiayaan juga memperluas segmen pasar kopi lokal, melalui promosi saat event-event, sekaligus banyak kemudahan dan promosi yang dilakukan bersama BRI,” sambung ia.
Banyak keuntungan yang diperoleh ketika menjadi UMKM dampingan BRI. Belum lama ini, Kopi Loer juga menjadi bagian kerjasama The HUB Sudirman atas pembiayaan bersama BRI.
“Kopi Loer punya saudara dengan merek dagang Kora Coffee di The Hub Sudirman yang pembiayaan berasal dari BRI melalui KUR. Sebagai partner UMKM, BRI memberikan pinjaman atau pendanaan dengan bunga terjangkau,” sambung Nadya.
Meski dalam menjalani masa pandemi, Kopi Loer juga mendapatkan pembiayaan modal dari publik. Sebagai perusahaan terbuka, Kopi Loer juga menjual saham.
“Sebagai UMKM, kita juga melepas saham agar mendapatkan pembiayaan publik. Pembiayaan dari publik kami peroleh mencapai Rp1,5 miliar. Dengan kombinasi perbankan dan saham publik, kami berkeinginan makin banyak yang mendoakan usaha ini agar kian naik kelas dengan tetap bangga sebagai merek lokal Palembang,” imbuh Nadya.