Pondok Pindang Umak, Resep Warisan Ibu Nan Jadi Bisnis Keluarga

Dengan makin beragam pindang dikenalkan, tentu Sumsel akan lebih kaya dan terkenal dengan makanan khas Pindang, pintanya.

Tasmalinda
Senin, 29 Mei 2023 | 08:45 WIB
Pondok Pindang Umak, Resep Warisan Ibu Nan Jadi Bisnis Keluarga
Owner Pondok Pindang Umak, Veranika [Suara.com/Tasmalinda]

SuaraSumsel.id - Sumatera Selatan (Sumsel) jugaa kaya akan kuliner lainnya selain pempek. Salah satu kuliner yang terkenal lainnya, ialah kuliner pindang.

Di Sumsel terdapat beragam jenis pindang, yang kemudian dinamai sesuai dengan nama daerah. Seperti halnya pindang yang berasal dari daratan  Komering yang kemudian dikenal pindang Komering.

Pondok Pindang Umak di Palembang menjadi salah satu yang mempopulerkan pindang Komering nan merupakan resep warisan sang ibu.

Dengan konsep rumah makan keluarga, pondok pindang umak kian mengenalkan pindang komering sebagai makanan dengan segmen keluarga.

Baca Juga:Produsen Kendaraan Tambang Asal Tiongkok Bidik Sumsel

Pondok Pindang Umak yang berada di Jakabaring Palembang tengah ramai-ramainya pembeli saat dikunjungi Suara.com akhir pekan lalu. Pembeli yang datang ialah segmen keluarga mulai dari usia anak-anak, remaja juga orang tua berkumpul menikmati makanan khas Pondok Pindang Umak.

Konsep dengan sensasi berkumpul keluarga ini yang menginisiatifkan Owner Pondok Pinang Umak, Veranika, mengembangkan bisnisnya.

Diceritakan Vera-panggilan Veranika, jika apa yang dijual di Pondok Pindang Umak, ialah resep keluarga. Benar-benar resep yang dimasak sang ibu untuk keluarga. “Keinginan kami, seenak yang kami makan, juga seenak yang dirasakan pembeli. Pindang Umak, punya ciri khas yang merupakan resep warisan ibu,” ujar dia ditemui akhir pekan kemarin.

Vera mengungkapkan mempertahankan kualitas makanannya, seperti halnya makanan yang disajikan oleh sang ibu. Inisiatif namanya pun disematkan bernama Pindang Umak, yakni tidak lain berarti pindang buatan ibu.

“Karena kan di Sumatera ini, apapun masakan ibu bikin kangen. Filosofi ini yang ingin kami tularkan, ini resep asli warisan ibu, yang kemudian menjadi bisnis keluarga. Semua detail masakannya sama seperti apa yang dimasak ibu saat kami-kami masih kecil,” ujarnya.

Baca Juga:Lagi-lagi Karena Jalan Rusak di Sumsel, Seorang Ibu Digendong Melintasi Jalan Berlumpur

Untuk makanan khas Pindang sendiri, memiliki karakter yang kaya bumbu. Cita rasa yang khas, seperti pedas, gurih, asam dan manis menyatu dalam satu kuah yang bisa dinikmati semua usia.

“Kekhasan lainnya yakni pindang tulang yang kami miliki lebih bening, tetapi rasa bumbunya kuat karena bumbunya diiris. Pilihan kuat bumbu ini kami pertahankan, meski beberapa kali harga bumbu-bumbu tersebut mahal, misalnya harga cabai naik. Meski demikian, kami tetap mempertahankan komposisi bumbu yang sama,” terang Vera.

Dia dan keluarga yang terjun ke bisnis ini meyakini konsep, jika makanan tersebut enak, maka pembeli akan datang kembali sekaligus mengenalkan kepada keluarga dan rekanan. “Sedetail apapun bumbu kami jaga, misalnya tempoyak dan bekasem, kami bikin sendiri. Kami pilih durian pilihan, kami yakinkan kualitasnya sama enak, saat mereka makannya. Karena bumbu pilihan itu, maka pembeli akan mengingat di lidah mereka dan akan kembali,” imbuh ia.

Awalnya, bisnis ini bermula dari sebuah rumah makan di jalan lintas Sumatera yang dibuka pada tahun 2006. Karena ingin menargetkan segmen pembeli makanan khas, maka diputuskan buka pondok pindang di kota Palembang.

“Pindang Umak ini buka 1 Februari 2016. Pusatnya di Km 10, lalu sempat di jalan Basuki Rahmat selama 2 tahun. Di kawasan kampus, satu tahun, lalu buka di Demang. Di Demang ini, pembeli membludak sampai waiting list, dan pembeli menunggu. Dengan situasi itu, kami buka cabang di ulu Palembang, di Jakabaring ini,” terang Vera.

Di Pondok Pindang Umak di Jakabaring ini memiliki fasilitas lebih lengkap. Di pondok ini dikelola anak perempuan bernama Farras. Dengan kemampuan manajemen dan ilmu bisnis diajarkan otodidak oleh keluarga, Farras pun kemudian menjadi rekanan bisnis orang tuannya.

“Di Jakabaring ini dikelola anak pertama saya. Cucu Umak berarti ya, Dia belajar menjadi pebisnis, meski baru selesai sekolah,” ungkap Vera.

Dengan manajemen sang anak, di Pondok Pindang Umak Jakabaring terdapat fasilitas yang lebih lengkap dibandingkan cabang lain. Di unit Jakabaring menyediakan gazebo dengan kapasitas besar, guna segmen pembeli yang menggelar pertemuan arisan, rapat pertemuan sekaligus dilengkapi dengan ruangan VIP yang lebih private. “Ada juga tempat bermain anak, ruang sholat, dan fasilitas parkir yang luas. Kami ingin mereka datang seolah pulang ke rumah dan makan di rumah, makan masakan Umak,” terang ia.

Di Pondok Pindang Umak pun dikenalkan sambal yang menjadi resep rahasia nya, terdapat tiga sambal yang ditawarkan kepada pembeli, yakni sambal gerandong baik penikmat pedas yang luar biasa.

Sama seperti rumah makan lainnya, Pondok Pindang Umak juga menyediakan sambal buah nanas. Selain itu ada sambal hijau yang dicampur dengan buah pete dan jengkol.

“Kuah pindangnya bisa dinikmati dari anak-anak sampai yang sudah lanjut usia, tapi jika ada yang suka pedas, bisa makan pindang dengan sambal gerandong atau sambal embem. Itu dua sambal yang pedas,” ujar ia.

Pondok Pindang Umak menyediakan sejumlah pilihan pindang nan menggugah selera, mulai dari pindang ikan, tulang, pindang ayam. Terdapat juga menu yang populer misalnya menu bakar-bakaran yang juga disediakan bagi yang kurang suka lauk pindang.

Pindang Tulang Pondok Pindang Umak Palembang [Suara.com/Tasmalinda]
Pindang Tulang Pondok Pindang Umak Palembang [Suara.com/Tasmalinda]

BRI memperluas Segmen Pasar

Sebagai perbankan yang mendampingi sejak awal Pondok Pindang Umak memulai usahanya, BRI berhasil menambah segmen pasar bagi rumah makan khas Sumsel ini.

BRI menyediakan layanan pembayaran mulai dari mesin mobile Elektronik Data Capture (EDC) sampai QRIS statis. Selain itu, diungkapkan Vera, BRI sering memberikan promo kepada nasabah jika bertransaksi di Pondok Pindang Umak.

“BRI sering adakan promo di Pindang Umak, dengan demikian BRI memperluas pasar kami. Dengan nasabah sekaligus nasabah mengajak rekanan lainnya, tentu Pondok kami lebih populer. Promo ini rutin dan sangat memperluas promosi usaha kami,” ujar Vera.

Selain layanan pembayaran, hampir seluruh transaksi digital mengandalkan mobile banking, BRImo. Sebagai nasabah lama BRI, sekeluarga juga punya rekening BRI. “Transaksi bisnis kami juga pakai BRI mobile itu, BRImo. Meski ada juga pembeli yang ingin menyesuaikan transaksi sebagai perbankan mereka. Tetap kami layani,” imbuhnya.

Selama pandemi ada peningkatan transaksi digital. Jika dirata-ratakan, sebanyak 30-40 persen transaksi di Pondok Pindang Umak sudah dilayani secara digital, termasuk jika pemesanan menggunakan marketplace seperti Shopee, Gojek, Grab.

“Dengan transaksi perhari di satu unit Pondok Pindang Umak melebihi Rp5 juta, kami pun kian beralih ke digital,” ujar Vera yang asli kelahiran Betung, OKU Timur.

BRI pun diharapkan makin sering memperluas segmen pasar kuliner khas tersebut. Mengingat pindang merupakan makanan kuliner khas daerah, tentu akan menjadi pilihan pengunjung yang ke Palembang atau Sumsel.

“Dengan makin beragam pindang dikenalkan, tentu Sumsel akan lebih kaya dan terkenal dengan makanan khas Pindang,” pintanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini