Hasrat Ekonomi Bergeliat Saat Piala Dunia U-20 di Palembang Nan Kandas, Sumsel Ungkap Berduka

Di Sumatera Selatan (Sumsel) sendiri pemerintah provinsi (Pemprov) mengaku sudah menganggarkan dana hingga Rp 30 Miliar

Tasmalinda
Kamis, 30 Maret 2023 | 16:11 WIB
Hasrat Ekonomi Bergeliat Saat Piala Dunia U-20 di Palembang Nan Kandas, Sumsel Ungkap Berduka
Renovasi Stadion Gelora Sriwijaya. Hasrat ekonomi bergeliat saat Piala Dunia U-20 di Palembang kandas. [ANTARA FOTO/Nova Wahyudi]

SuaraSumsel.id - FIFA resmi mencoret Indonesia sebagai tuan rumah perhelatan olahraga sepak bola Piala Dunia U-20 yang bakal berlangsung satu bulan lagi. Hal ini menuai banyak kekecewaan dari masyarakat Indonesia khususnya anggota timnas yang akan berlaga.

Tak hanya itu, sebagai tuan rumah yang sudah menanti sambut piala dunia U-20 di Palembang, Sumsel pun mengaku berduka.

Keputusan resmi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) usai pertemuan antara Presiden FIFA Gianni Infantino dan Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Tohir, Rabu (29/3/2023).

Kemudian disusul dengan pernyataan bahwa FIFA dalam waktu dekat akan menunjuk nama baru tuan rumah Piala Dunia U-20 dan Indonesia akan mendapatkan sanksi atas kejadian tersebut.

Baca Juga:Detik-Detik Anak di Sumsel Tikam Ibu Kandung Saat Tadarus Alquran

Indonesia telah melakukan banyak persiapan atas pelaksanaan Piala Dunia U-20 yang akan dimulai pada Mei hingga Juni mendatang, salah satunya renovasi stadion yang menghabiskan anggaran hingga triliunan rupiah.

Di Sumatera Selatan (Sumsel) sendiri pemerintah provinsi (Pemprov) mengaku sudah menganggarkan dana hingga Rp 30 Miliar hanya untuk merenovasi stadion Gelora Sriwijaya.

"kami anggarkan renovasi dari tahun 2020 hingga 2022 kisaran Rp30 Miliar. Untuk tahun ini tidak dianggarakan lagi karena ada dari Kementerian PUPR," kata Kadis PerKim Sumsel Basyaruddin Akhmad

Keputusan tersebut pun membuat Gubernur Sumsel Herman Deru sangat menyayangkan dibatalkannya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, sebab Sumsel sendiri mengaku telah banyak melibatkan sejumlah stakeholder agar terlibat dalam kompetisi tersebut.

Anggaran APBD dan APBN yang seharusnya bisa kembali dikelola untuk pertumbuhan ekonomi di daerah usai Piala Dunia U-20 kini hanya tampak sia-sia saja baginya.

Baca Juga:Kasus Korupsi Dana Hibah, Penyidik Kejati Geledah Kantor KONI Sumsel

“Kita sangat berharap ada ekonomi yang dasyat karena Piala Dunia U-20 tapi ini malah berhenti. Bayangkan dari 2019 dan 2020 kita mempersiapkan ini dengan biaya yang tidak sedikit, bahkan semua hotel, pengusaha rumah makan, perusahaan pariwisata sudah dipersiapkan semua,” ungkapnya, Kamis (30/3/2023).

Namun pada saat tinggal menghitung hari pelaksanaan Piala Dunia U-20 harus ditiadakan, Deru mengaku sangat sedih dan berduka atas keputusan tersebut. 

“Kalau sudah begini keputusannya kita terima konsekuensinya, bahkan saya sudah katakan apabila drawing di Bali gagal, Sumsel siap untuk jadi tuan rumah. Nyatanya bagaimana mau di drawing kalau piala dunianya saja di remove dari Indonesia,” tambahnya.

Sebetulnya, Deru menyampaikan hingga dua bulan pra-kompetisi Sumsel memang telah melakukan persiapan yang cukup matang, di mana sebelumnya PSSI telah melakukan peninjauan awal terkait fasilitas stadion Gelora Sriwijaya.

”Meskipun infrastuktur kita dinyatakan layak saat itu, tapi inilah FIFA, mereka punya standarisasi sendiri terhadap perilaku tuan tumah. Kita bukan salah satu yang bermasalah, tapi kesiapan kita menjadi tuan rumah yang baik itu adalah poin pentingnya,” lanjutnya.

Saat disinggun terkait nasib stadion Gelora Sriwijaya usai pembatalan ini, Deru masih belum bisa memastikan dalam waktu dekat akan dipergunakan untuk apa. Dia hanya menegaskan bahwa pemeliharaan tentunya akan terus dilakukan. “Belum tahu kita mau diapakan. Jakabaring, 4 lapangan sudah siap. Udah selesai tinggal pemeliharaan saja,” ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini