“Kalau di tahun 2014 lalu teman-teman pernah dimobilisasi, kalau ada acara tertentu mereka dilibatkan juga untuk hiburan. Artinya setiap menjelang Pilkada mereka juga dibutuhkan dan sangat juga dimanfaatkan untuk melakukan kolaborasi itu,” katanya.
Pendekatan seperti itu membuat transpuan terlihat percaya diri, dan dibuat seolah-olah kebutuhan transpuan akan terjamin dalam jangka waktu yang panjang, sementara transpuan yang terlibat dikatakan Nindi masih banyak yang tidak memahami, kalau kebijakan politik itu bersifat dinamis. Semua akan berubah tergantung siapa yang memegang tonggak kekuasaan.
Seperti permasalahan yang masuk dalam laporan transpuan di Sumsel kepada PKBI, kelompok ini seperti tidak pernah berhenti untuk memperjuangkan hak untuk bisa memperoleh perhatian pemerintah khususnya dari parpol dan caleg. Sebab, selama satu periode terakhir, nasib transpuan yang tergabung dalam komunitas sayap Partai Golkar yang telah disebutkan Nindi sebelumnya, nampak terengah-engah untuk bisa melakukan elaborasi kepada pemerintah dengan latar belakang partai berbeda.
Salah satu perjuangan transpuan, lanjutnya, bagaimana agar bisa mendapatkan bantuan, mereka juga ingin ada usaha mandiri dengan bantuan atau modal dari pemerintah khususnya yang pernah mengajak mereka dalam berkegiatan kampanye. Hal ini tentu mendorong PKBI untuk mendorong kesejahteraan mereka.
Baca Juga:Gelar Zikir Akbar di Sumsel, Airlangga Hartanto: Semua Partai Ingin Berkomunikasi Dengan Golkar
“Jadi selain bantuan cash transfer, mereka (transpuan) ini sangat butuh pelatihan peningkatan kapasitas sesuai dengan bidang kerja yang mereka lakukan, missal yang bergerak di bidang fashion dan kecantikan, mereka butuh mengikuti kelas-kelas intensif, seharusnya daripada menjanjikan bantuan alat, mereka akan lebih butuh ini. Karena pesaing mereka sekarang kan banyak yang mengikuti pendidikan kecantikan internasional, dan ini membuat mereka jadi tidak seimbang dalam bersaing,” tutupnya.

Parpol Masih Menilai Transpuan Sosok Alami Penyimpangan
Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Empat Lawang Al Jufri mengatakan keterlibatan transpuan pada agenda kampanye Partai Golkar di Sumsel merupakan bentuk kolaborasi yang bertujuan untuk turut mendorong kesejahteraan ekonomi kelompok yang kerap termarjinalkan itu.
Dia menganggap sebagai partai yang memiliki pengalaman melibatkan kelompok minoritas, Golkar telah menjadi corong bagi transpuan dalam menyampaikan aspirasi, dia juga mengatakan sampai sejauh ini Partai Golkar tidak pernah membatasi kelompok-kelompok dari berbagai latar belakang untuk bisa tergabung dalam pelaksanaan kampanye.
“Kami juga menyadari bahwa seluruhnya bisa diterima di Partai Golkar, untuk kelompok minoritas seperti waria dalam arti kalau memang mereka bergabung dalam partai golkar untuk memberikan aspirasi kenapa tidak, tapi bukan berarti kita mendukung untuk LGBT ya. Jadi dalam arti untuk menghibur selama kampanye dan juga membantu mendorong perekonomian mereka kenapa tidak?” katanya saat dihubungi Suara.com
Baca Juga:Pemilu Dipastikan Derek Inflasi Sumsel, Perlu Langkah Antisipasi
Meskipun tidak seluruh DPD Partai Golkar di Sumsel melakukan kampanye dengan melibatkan transpuan, namun pada beberapa wilayah agenda kampanye seperti itu bahkan telah menjadi program tahunan.