Terdapat 38 lokasi yang setidaknya dikatagorikan lembaga tersebut sebagai kawasan rawan banjir berdasarkan data yang dikumpulkan. Data kawasan rawan banjir di Palembang, dapat dilihat di link ini,
Dari data ini, titik rawan banjir dilakukan identifikasi di google map dengan hasil ini,
Baca Juga:Kepergok Mandi di WC SPBU, Tiga Anak Gadis di OKU Sumsel Disekap
Selain itu juga diformulasikan di google earth dengan hasil tampilannya seperti di bawah ini.
![Titik-titik banjir di Palembang [Google Earth]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/11/03/21964-titik-titik-banjir-di-palembang-google-earth.jpg)
Pada aplikasi yang sama, bisa dibandingkan tampilan kawasan banjir pada tahun 2022 dengan pada tahun 1985, terdapat pembukaan kawasan yang luas, termasuk kawasan aliran sungai dan anak sungai di Palembang.
![Google earth Palembang pada tahun 1985 [instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/01/07/77925-google-earth-palembang-pada-tahun-1985-instagram.jpg)
Dari analisis yang dilakukan diperoleh kesimpulan pemetaan yakni, kota Palembang kerap dikepung banjir karena banyak kawasan yang menghambat ruang bagi air hujan mengalir ke saluran primer, seperti anak-anak Sungai Musi.
Situasi ini yang mengakibatkan saban musim hujan, Palembang akan selalu banjir. Bencana ekologi banjir (genangan) disebabkan karena penyumbatan air mengalir ke saluran primer, hingga mengalir ke saluran primer, ruang yang membawa air ke anak Sungai Musi atau ke Sungai Musi yang hilang.
Hujan kemudian mengepung hampir sebagian besar wilayah meski kota Palembang berada di pesisir Sungai Musi sekaligus dikelilingi anak-anak Sungai Musi.
Baca Juga:Tiga Anak Gadis Disekap di WC Toilet SPBU OKU Sumsel, Orang Tua Emosi
Hampir 404,19 Ha Rawa dan RTH Palembang Dialihfungsikan