SuaraSumsel.id - Bank Indonesia Sumsel memprakirakan pada tahun 2023, ekonomi di daerah akan tumbuh lebih kuat. Meski pada tahun ini menghadapi gejolak ekonomi global, namun mampu meraih resiliensi tinggi sehingga mampu bangkit lebih cepat.
Ekonomi Sumsel pada triwulan tiga tahun ini pun tumbuh 5,34 persen (yoy). Situasi berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi seperti sebelum pandemi berlangsung.
"Dengan pertumbuhan di atas 5%," ujar Deputi kepala perwakilan BI Provinsi Sumsel, Nurcahyo Heru Prasetyo kepada awak media, Rabu (30/11/2022).
Berdasarkan perkembangan ekonomi saat ini dengan berbagai indikator makroekonomi, BI memprakirakan pertumbuhan ekonomi Sumsel tahun akan tumbuh pada rentang 4,72% s.d 5.57% (yoy).
Baca Juga:Transaksi Minyak Ilegal di Sumsel Terbongkar di Dermaga, Sindikat Antar Pulau
"Di tahun 2023, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan tetap tumbuh kuat sebagaimana tahun sebelumnya," sambung ia.
Dari sisi perkembangan harga, kenaikan harga pangan dan energi dunia telah berdampak pada peningkatan tekanan inflasi pangan ke berbagai negara, termasuk Indonesia.
Secara tahunan, perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Sumsel pada Oktober 2022 tercatat sebesar 6,51% (yoy).
"Peningkatan inflasi di Sumsel terutama didorong oleh inflasi volatile food. Dari sisi sistem pembayaran, Bank Indonesia berupaya memperluas ekosistem Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk mendukung digitalisasi pembayaran di Sumatera Selatan," terang dia.
Selain itu, user atau pengguna QRIS di Sumsel juga terus bertambah. Saat ini jumlah pengguna QRIS di Sumatera Selatan mencapai 742.774 pengguna.
Baca Juga:Dukung Kegiatan PMI Kabupaten OKU dan Sekitarnya, Gubernur Sumsel Berikan Bantuan Motor Ambulans
Di tahun 2023, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan tetap tumbuh kuat sebagaimana tahun sebelumnya.
Untuk perkembangan inflasi, dengan upaya dan komitmen bersama untuk memperkuat sinergi dalam mengendalikan inflasi daerah terutama inflasi komoditas pangan bergejolak (volatile food).
"Diharapkan dapat membawa inflasi komoditas pangan bergejolak tidak lebih dari 5%, sehingga mendukung terjaganya daya beli masyarakat dan dapat membawa inflasi kembali ke kisaran sasaran 3±1% (yoy) pada 2023," ujarnya.
"Sumatera Selatan masih punya potensi besar untuk terus tumbuh dengan memanfaatkan beberapa celah ruang pertumbuhan ke depan didukung oleh sinergi, inovasi, dan optimisme yang perlu dijaga bersama," terang ia.
Berbagai potensi pertumbuhan yang dapat didorong antara lain dengan meningkatkan realisasi investasi melalui perbaikan iklim investasi, optimalisasi sektor pertanian dengan meningkatkan produktivitas, dan peningkatan nilai tambah komoditas unggulan melalui hilirisasi.
“Kita juga perlu terus meningkatkan inklusivitas ekonomi dan keuangan digital melalui digitalisasi sistem pembayaran seperti dengan QRIS dan kanal lainnya, serta menjaga kestabilan inflasi dengan memperkuat koordinasi kebijakan dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)”, kata Nurcahyo Heru dalam kegiatan PTBI yang mengangkat tema “Bangkit dan Optimis: Sinergi dan Inovasi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Menuju Indonesia Maju”.
Kegiatan ini diawali dengan menyaksikan bersama kegiatan PTBI pusat di Jakarta yang dihadiri langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.
Sekda Sumsel Supriono mengungkapkan berbagai tantangan perekonomian yang ada saat ini seperti kenaikan harga pangan dan energi dunia, telah berdampak terhadap kenaikan harga di dalam negeri.
Pemerintah pusat dan daerah telah berupaya dan mengantisipasi agar tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak sampai terpuruk akibat dari krisis energi.
"Pemerintah secara aktif melalui Kementerian-Kementerian terkait yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) berkoordinasi aktif dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) seluruh Indonesia untuk mengawal tingkat inflasi Nasional dan Daerah," ujarnya.
Kesempatan PTBI ini, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan juga memberikan penghargaan Bank Indonesia Award tahun 2022 kepada 3 stakeholders sebagai apresiasi dalam dukungan pelaksanaan tugas Bank Indonesia. Penghargaan ini juga merefleksikan sinergi antara Bank Indonesia dan stakeholders dalam mempercepat pemulihan ekonomi daerah.
PTBI merupakan kegiatan yang diselenggarakan secara rutin setiap akhir tahun untuk menyampaikan pandangan Bank Indonesia mengenai perekonomian terkini, tantangan dan prospek ke depan dan arah kebijakan Bank Indonesia sebagai bagian dari akuntabilitas publik, serta memperoleh arahan dari Presiden RI maupun Kepala Daerah.