SuaraSumsel.id - Puluhan sopir ojek online (ojol) mendatangi Kantor Gubernur Jambi, Al Haris Senin (31/10/2022) siang menjelang sore kemarirn. Mereka menyampaikan keluhan mereka atas kebijakan aplikator atau penyedia aplikasi dan meminta Gubernur memanggil pihak manajemen.
Para sopir ditemui oleh Staf Ahli Gubernur Jambi Bidang Ekonomi dan Pembangunan Ariansyah dengan menyampaikan keluhan dan tuntutan mereka.
“Keuntungan sebesarnya ada di pihak aplikator, risiko setinggi-tingginya ada di pihak mitra/diver,” tulis mereka. Ada lagi, “Ojol bukan sapi perah aplikator kapitalis”.
Kepada Ariansyah, para ojeker mengeluhkan biaya sewa aplikasi yang disepakti maksimal 15 persen. Aplikator atau pihak Grab menerapkan 20 persen, bahkan sampai 25 persen.
Baca Juga:BMKG: Sejumlah Wilayah Sumsel Ini Bakal Hujan Ringan Hingga Dini Hari
Selain itu banyak biaya tambahan yang ditentukan sepihak oleh aplikator sehingga berimbas kepada besarnya ongkos yang dikeluarkan konsumen. Melansir metrojambi.com-jaringan Suara.com, kondisi ini mengakibatkan turunnya volume orderan layanan angkutan penumpang.
Belum lagi penerapan order ganda yang membuat banyak driver justru tidak mendapatkan orderan. Di sisi lain, ongkos yang diterima driver atas orderan ganda juga tidak sesuai.
Sayangnya, para sopir ojek online ini tidak berhasil bertemu Gubernur diketahui sedang menghadiri acara pembukaan MTQ Tingkat Provinsi Jambi di Kota Sungaipenuh.
Karena itu, mereka meminta Gubernur Jambi memanggil perwakilan aplikator untuk mencari solusi yang dihadapi.
Melansir metrojambi.com-jaringan Suara.com, Ariansyah mengatakan bahwa aplikator di Jambi tidak memiliki kewenangan untuk menjawab tuntutan para sopir ojek online, karena kantor pusatnya di Jakarta.
Baca Juga:Admin Media Sosial di Sumsel Akui Follower Menurun Akibat Instagram Down
“Dalam waktu dekat kita akan tindak lanjuti. Pemerintah memang melindungi masyarakat, tetapi tidak gegabah,” katanya.