HIV/AIDS di Sumsel Sudah Tidak Hanya Pada Kelompok Rentan, Pengidap Sudah Lebih 4.000 Orang

Nindi berharap kepada masyarakat untuk merubah stigma negatif terhadap pengidap dan penderita HIV/AIDS

Tasmalinda
Jum'at, 02 September 2022 | 21:06 WIB
HIV/AIDS di Sumsel Sudah Tidak Hanya Pada Kelompok Rentan, Pengidap Sudah Lebih 4.000 Orang
Serba-Serbi HIV/AIDS. Jumlah pengidap HIV/AIDS di Sumsel sudah lebih 4.000 orang. (Pexels)

SuaraSumsel.id - Jumlah penderita HIV/AIDS di Sumsel dibenarkan semakin mengalami peningkatan. Peningkatan terbesar terjadi di kota Palembang, Sumatera Selatan. Hal ini disebabkan ibukota Provinsi Sumsel yaitu Palembang menjadi kota yang paling rentan terkena penularan HIV/AIDS.

Direktur Lembaga Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Provinsi Sumsel yaitu Nindi Nupita mengungkapkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel per Januari-Juni 2022 sudah bertambah 112 orang.

"Setiap tahunnya kasus HIV/Aids ini terus meningkat. Untuk tahun 2021 saja total di Sumsel sudah mencapai 4.000 lebih kasus HIV/AIDS berdasarkan data Dinkes Provinsi Sumsel,” tutur Nindi kepada Suara.com, Jumat (2/9/2022).

Nindi menjelaskan bahwa kota Palembang adalah kota transit, di mana seluruh penduduk bisa saja tinggal di kota ini.

Baca Juga:Usut Dugaan Korupsi Proyek Batu Bara di BUMD Pemprov Sumsel, KPK Sudah Targetkan Tersangka

"Sehingga tidak heran jika kasus HIV/AIDS di kota Palembang jauh lebih tinggi daripada kasus di Kabupaten/Kota lain di Sumsel," sambung dia.

“Apalagi Palembang ini kota yang penduduknya banyak, tempat/-tempat hiburannya juga lumayan banyak sehingga berbagai macam orang ada disini. Jadi sebenarnya yang mempengaruhi itu perilaku masyarakatnya sendiri, kalau tingkat kesadaran masyarakatnya masih rendah ya tidak menutup kemungkinan Palembang bisa jadi kota yang rentan penularan virus HIV/AIDS,” terang Nindi.

Nindi melanjutkan jika saat ini virus HIV/AIDS tidak hanya menyerang pada kelompok-kelompok yang beresiko tertular HIV/AIDS seperti kelompok heteroseksual, homoseksual, PSK, pengguna Narkoba dan sebagainya.

“Perlu diingat bahwa semua masyarakat dengan perilaku seksual yang tidak sehat bisa saja rentan beresiko tertular virus tersebut, hal ini disebabkan dari orang yang suka gonta ganti pasangan atau tidak menggunakan pengaman bagi yang belum menikah bahkan penggunaan jarum suntik secara bersama-sama,” jelas Nindi.

Nindi menyebutkan bahwa dari jumlah data yang disebutkan, penduduk yang paling dominan adalah laki-laki dengan rentang usia produktif yaitu usia 20-39 tahun.

Baca Juga:Tragis! Santri di Sumsel Tikam Ustaz Saat Salat, Kesal Ditegur Merokok di Ponpes

“Makanya bagi yang sudah menikah cukup setia pada satu pasangan saja, bagi yang belum menikah kalau bisa untuk tidak melakukan perilaku yang beresiko tertular penyakit HIV/AIDS atau seks bebas, serta tidak menggunakan jarim suntik secara berbarengan,” tegas Nindi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini