Sejarah Perahu Bidar Palembang: Dari Cerita Rakyat Dayang Rindu Hingga Rayakan Ulang Tahun Ratu Belanda

Masyarakat rela berdesak-desakan demi melihat perlombaan perahu bidar yang baru diadakan lagi sejak peraturan terkait covid-19 sudah dilonggarkan.

Tasmalinda
Minggu, 28 Agustus 2022 | 09:39 WIB
Sejarah Perahu Bidar Palembang: Dari Cerita Rakyat Dayang Rindu Hingga Rayakan Ulang Tahun Ratu Belanda
Perlombaan perahu bidar di Palembang Sumatera Selatan [Suara.com/Siti Umnah]

“Saat sudah merdeka, masyarakat kita bingung mau merayakan hari kemerdekaan ini dengan apa maka dilanjutkanlah lomba perahu bidar tersebut. Bulannya tidak bergeser hanya momennya saja yang berubah, jadilah itu tradisi masyarakat Palembang yang berjalan setiap tahunnya dan menjadi pesta rakyat,” tambahnya.

Perkembangan jaman dan saat pandemi Covid-19 melanda, perkembangan perlombaan perahu bidar semakin menurun setiap tahunnya.

Dikatakan Kemas AR Panji bahwa terjadi kemerosotan dalam perlombaan perahu bidar setiap tahunnya. Hal ini dibuktikan dengan semakin sedikitnya keberadaan perahu bidar dan ditambah dengan vakumnnya perlombaan tersebut sejak tiga tahun terakhir akibat Covid-19.

“Perawatan perahu bidar ini tidak murah, kalau tidak diurus maka kerusakannya akan sangat parah yang menyebabkan perahu tidak layak pakai. Apalagi sudah tiga tahun tidak diadakan, sehingga mereka pemilik perahu bidar maupun pendayung juga bingung mau diapakan perahu ini,” tuturnya.

Baca Juga:Cadangan Gas Baru Ditemukan di Sumsel, Sumur Eksplorasi Sungai Rotan Milik Pertamina

Keberadaan perahu bidar ini sangat memerlukan perhatian dari pemerintah setempat agar kelestariannya tetap terjaga dan dapat menjadi sarana untuk menciptakan atlet-atlet dayung yang bisa berlaga di kancah nasional maupun internasional.

Ukuran perahu bidar yang diselenggarakan pada Minggu, (21/8/22) yaitu panjang 29 Meter, lebar 1,5 Meter, tingginya 0,8 Meter.

Kontributor: Siti Umnah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak