Ini Alasan Ganjar Pranowo Harus Rebut Tiket Capres 2024 dari PDIP

"Data yang menarik juga dimana tahun 2019 pemilih PDIP ada 54 persen yang memilih Ganjar," kata Pangi.

Tasmalinda
Rabu, 10 Agustus 2022 | 20:25 WIB
Ini Alasan Ganjar Pranowo Harus Rebut Tiket Capres 2024 dari PDIP
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat berdiskudi dengan Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah di Kantornya, Semarang, Selasa (2/8/2022). [Dok Pemprov Jateng]

SuaraSumsel.id - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menuturkan bahwa Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bisa kalah jika tak diusung oleh PDI Perjuangan pada  Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Data Voxpol pada April 2022 menunjukkan bahwa pemilih Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin pada Pemilu 2019 memilih Ganjar dengan angka sebesar 74 persen. Keterikatan antara partai dengan figur itu tersambung (connect).

Pangi dalam Diskusi publik "Ganjar Bakal Tumbang Jika Keluar Kandang?" yang diselenggarakan oleh Lingkar Diskusi Indonesia (LiDI), di Bakoel Koffie mengatakan, elektabilitasnya saat ini masih tertinggi di sejumlah survei.

 "Data yang menarik juga dimana tahun 2019 pemilih PDIP ada 54 persen yang memilih Ganjar," kata Pangi.

Baca Juga:Penampakan Dua Rumah Mewah Milik Pelaku Hacker di Lubuklinggau Sumsel, Ada Kolam Renang Private

Gubernu Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat berada di kebun Temabakau. [Dok Pemprov Jateng]
Gubernu Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat berada di kebun Temabakau. [Dok Pemprov Jateng]

 Selain elektabilitas, ada juga fenomena dimana partai menjadi preferensi pemilih. Pangi menerangkan hal ini dapat dilihat di Jawa Tengah, saat partai lebih besar daripada figur.

"Siapa pun yang diusung oleh PDIP maka akan menang, seperti di Jawa Tengah. Artinya pilihan partai dan figur bisa berpengaruh, Ganjar akan kalah jika tidak diusung oleh PDIP. Ketergantungan Ganjar dengan PDIP besar sekali. Walaupun ada partai lain yang ingin mengusung Ganjar, faktanya elektabilitasnya tidak sebesar jika Ganjar diusung oleh PDIP," ujar Pangi.

 Hingga saat ini, kata Pangi, Ganjar masih tetap pada pendirian loyal kepada PDIP.

 "Ganjar saat ini belum mengikuti kegiatan partai manapun, sehingga kemungkinan jika tidak diusung PDIP maka tidak akan maju," katanya lagi.

Direktur Eksekutif Indo Strategic Akhmad Khairul Umam mengatakan, Ganjar saat ini masih memegang elektabilitas tertinggi di sejumlah survei Pilpres 2024, namun elektabilitasnya belum pada fase yang mendominasi karena ada 3 nama yang cukup kompetitif yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo.

Baca Juga:Alumni Universitas Jambi Sarjono Turin Jabat Kajati Sumsel

 “Ganjar mewakili karakteristik keberlanjutan dari kepemimpinan Jokowi. Yang menjadi kendala adalah praktis figur yang bukan pemegang kekuatan utama. Ada dinamika yang cukup serius dan kritis terhadap Ganjar yang berimplikasi apakah Ganjar akan diusung atau tidak oleh PDIP," kata Umam.

Potensi Ganjar maju di Pilpres 2024 bisa melalui beberapa skema. Di antaranya skema dengan tetap berada di PDIP.

 Partai Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PAN, dan PPP, kata dia, bisa jadi kendaraan alternatif politik yang membawa Ganjar masuk ke kontestasi Pemilu 2024. Pada Rakernas II PDIP beberapa waktu yang lalu ada statement keras dari Megawati yang membuat Ganjar "set back".

 Melansir ANTARA, Umam juga meyakini bahwa Ganjar akan tetap tegak lurus ke PDIP.

 Menurut dia, Puan memiliki kans yang cukup baik, karena pemilih PDIP adalah Soekarnois.

 "Saya harap Mbak Puan tetap menggenjot elektabilitas dan mengonsolidasikan struktur partai untuk elektabilitas tersebut," ujarnya lagi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini