SuaraSumsel.id - Teka teki penyebab kematian Brigadir J masih dalam penyelidikan. Tim gabungan pencari fakta yang dibentuk Kapolri Listyo Sigit mendalami kasus ini. Kasus ini pun ditanggapi oleh Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun.
Di kanal YouTube, Refly menilai kelanjutan kasus kematian Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo perlu diusut transparan. Belakangan terungkap jika Ferdy Sambo melakukan tes PCR di rumah pribadi yang jaraknya hanya 500 meter dari lokasi rumah dinasnya tersebut..
Hal itu menimbulkan pertanyaan baru perihal penyebab kematian Brigadir J pada hari itu. Menurut polisi, Brigadir J diduga melakukan melecehkan sekaligus menodongkan pistol ke istri Ferdy Sambo, P.
Namun, Refly menilai bahwa cerita versi polisi itu terdengar aneh. Menurut dia, jika hal tersebut benar maka brigadir J termasuk terlalu nekat bagi seorang anggota Polri.
Baca Juga:Mencuri Ikan di Kolam Air Deras, Tujuh Remaja di Sumsel Diburu Polisi
“Agak aneh, kecuali Brigadir J mengingdap gangguan. Tindakan tersebut terlalu nekat,” ujarnya dilansir dari kanal YouTube Refly Harun, Rabu (27/7).
Advokat itu pun mengingatkan bahwa cerita versi polisi memang tak dipercaya oleh pihak keluarga.
Melansir wartaekonomi.com-jaringan Suara.com, kejanggalan lain ialah Brigadir J sempat menghubungi pacarnya hanya 17 menit sebelum terjadi penembakan. Namun, cerita itulah yang kini menjadi acuan utama dalam proses pengusutan kasus penembakan Brigadir J.
“Patut dipertanyakan pula apakah Brigadir J menghubungi pacarnya lewat teks atau bicara langsung melalui telepon,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Refly menilai publik kini tambah bingung karena versi cerita yang beragam.
Baca Juga:Cuaca BMKG Pada 27 Juli 2022: Sumsel Berawan Berpotensi Hujan Ringan
“Jadi, mana cerita yang bakal bisa dipercaya?,” tanyanya.