Pidato Berapi-api Sukarno pada Rapat Raksasa di Palembang 1960, Menerangkan Konsep Bernegara Manipol Usdek

Sosok Soekarno dan kota Palembang memang tidak bisa dilepaskan, Soekarno punya catatan sejarah besar di Palembang, Sumatera Selatan.

Tasmalinda
Selasa, 07 Juni 2022 | 08:13 WIB
Pidato Berapi-api Sukarno pada Rapat Raksasa di Palembang 1960, Menerangkan Konsep Bernegara Manipol Usdek
Presiden Soekarno. Kenangan Sukarno di Sumsel: Pidato Berapi-api pada Rapat Raksasa di Palembang, Berbicara Konsep Manipol dan Usdek [Instagram/bungkarno_]

SuaraSumsel.id - Sosok Presiden Sukarno dan kota Palembang merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. Presiden pertama RI ini punya keterikatan sejarah besar dengan kota Palembang, terutama jembatan Ampera.

Sukarno merupakan orang yang merealisasikan ide besar menjadikan Palembang sebagai cerminan Indonesia, mempersatukan wilayah hulu dan hilir kota Palembang dengan sebuah jembatan megah di kala itu.

Konsep arsitektur yang canggih dan menjadi pesan penyampai bahwa Indonesia siap menjadi negara yang utuh setelah memproklamasikan kemerdekaan.

Bangunan jembatan Ampera yang megah pada masa lalu itu, mengungkapkan bagaimana Sukarno ingin menjadikan Palembang sebagai jalan ideologisnya.

Baca Juga:Prakiraan Cuaca Sumsel Hari Ini, Palembang Bakal Hujan di Malam Hari

Sukarno memiliki peran penting membangun Sumatera Selatan atau Sumsel, terkhusus Palembang pasca kolonial. Bagi Sukarno, membangun Palembang sama halnya membangun Indonesia. Menciptakan jembatan Musi tidak hanya sebatas menjawab kebutuhan masyarakat Palembang, namun juga pesan Indonesia untuk dunia.

Karena itu "Indonesia" harus dikotakan dalam kota Palembang bersamaan dengan pembangunan Jembatan Musi (Jembatan Ampera).

Pada tahun 1960, Presiden Sukarno berkunjung ke Palembang. Massa di mana, menjadi tahun-tahun penuh cobaan bagi kepempinannya kala itu.

Pernah berkunjung di tahun 1955, Sukarno disambut meriah. Namun setelah setahun kemudian, upaya pergolakan di daerah muncul termasuk di Palembang,

Pada waktu itu, masyarakat Pulau Sumatera, didoktrin melawan pemerintahan pusat, termasuk sosok Sukarno. Meski demikian pada kehadian di tahun 1960, Sukarno masih disambut meriah oleh warga Palembang.

Baca Juga:Kualitas Air Rendah, Sungai di Sumsel Tercemar Industri Pertambangan

Dalam kunjungan singkat di tahun 1960, hanya berlangsung selama dua hari dua malam. Dia berkunjung ke Palembang, pada 2 November 1960.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak