Sementara itu rangkaian kegiatan tradisi "Bantai Adat" tersebut mendapat sambutan luar biasa dari warga Tabir dan Merangin pada umumnya yang tumplek mendatangi lokasi Bantai Adat.
Mereka berdatangan dengan menggunakan berbagai kendaraan. Yang khas, para wanita yang hadir hampir semuanya mengenakan sarung kain batik yang merupakan pakaian wajib kaum perempuan ke lokasi bantai adat.
Ratusan tiang untuk tambatan kerbau dibuat kokoh, dilengkapi dengan meja untuk penjualan daging kerbau untuk esok dinihari.
Suasana di lokasi Bantai Adat yang di areal kebun sawit di tanah adat itu berlangsung cukup ramai, meski penyembelihan baru akan dilakukan dinihari.
"Semua kerbau disiapkan, dan disembelih secara serempak mulai pukul 04.00 WIB dinihari nanti. Dagingnya kemudian dijual dengan harga lebih murah untuk masyarakat. Tahun ini harga daging Rp150 ribu per kilogram," kata Awi salah seorang pemilik kerbau.
Jalit (68) yang biasa bertugas sebagai petugas penyembelih menyatakan sudah siap melakukan penyembelihan dengan golok andalannya.
"Saya sudah siap, biasanya saya sembelih lima sampai tujuh ekor. Yang lain juga bertugas menyembelih. Satu kerbau ditangani lima hingga enam orang," kata Jalit.
Pada kesempatan itu Gubernur Jambi Al Haris selain melakukan pengecekan kerbau yang akan disembelih juga memastikan kerbau yang disembelih sehat dan memenuhi persyaratan untuk penyembelihan.
"Semuanya sudah dicek oleh dokter hewan, sudah diberi tanda label kalung merah tanda memenuhi syarat disembelih. Dalam kegiatan ini kerbau bunting tidak disembelih, biarkan ia beranak," katanya. (ANTARA)
Baca Juga:Mantan Anggota DPRD Sumsel Sakim Ditahan, Kasus Penipuan Jual Beli Tanah Rp13 Miliar