Harga Perhiasan Emas di Palembang Terus Merangkak Naik

Harga perhiasan emas yang diperdagangkan di pusat perdagangan emas pertokoan lantai dasar pasar 16 Ilir Palembang

Wakos Reza Gautama
Sabtu, 19 Maret 2022 | 15:15 WIB
Harga Perhiasan Emas di Palembang Terus Merangkak Naik
Ilustrasi Perhiasan emas. Harga perhiasan emas di Palembang naik. [antara].

SuaraSumsel.id - Harga perhiasan emas kadar 24 karat di Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), mencapai Rp5,69 juta per suku atau setara berat 6,7 gram.

Harga perhiasan emas yang diperdagangkan di pusat perdagangan emas pertokoan lantai dasar pasar 16 Ilir Palembang, Sabtu (19/3/2022), mengalami peningkatan dibandingkan Juni 2021 yang hanya Rp5,1 juta per suku.

Salah seorang pedagang emas, Fajri, di pertokoan perhiasan emas lantai dasar pasar 16 Ilir Palembang menjelaskan harga emas akhir-akhir ini turun naik (berfluktuatif) dengan kecenderungan naik.

"Harga emas tersebut diprediksi bisa naik lagi tergantung perkembangan ekonomi dan pasar internasional, jika masyarakat memiliki rencana membeli emas untuk koleksi dan investasi sekarang ini momentum yang tepat," katanya.

Baca Juga:Banjir Rendam Ratusan Rumah Warga di Mura

Selain harga perhiasan emas 24 karat, harga logam mulia juga cukup tinggi.

Logam mulia sekarang ini dijual dengan harga Rp542.000 ukuran kepingan terkecil 0,5 gram, ukuran kepingan 10 gram dijual Rp933.000 per gram atau senilai Rp9,33 juta, dan untuk ukuran emas/logam mulia kepingan terbesar 1.000 gram senilai Rp924,6 juta atau Rp924.600 per gram.

Pedagang emas lainnya, Linda mengatakan kondisi harga emas yang terus bergerak naik, berpengaruh terhadap aktivitas jual beli barang berharga itu.

Permintaan logam mulia maupun perhiasan emas 24 karat sekarang ini sedikit mengalami penurunan, jika harga terus naik diperkirakan permintaan akan semakin sedikit dan penjualan mengalami kelesuan, ujar pedagang emas itu. (ANTARA)

Baca Juga:Berpotensi Buat Onar, 9 Napi Lapas Palembang Dipindah ke Lapas Kalianda

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini