SuaraSumsel.id - Klub sepakbola kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan atau Sumsel, Sriwijaya FC bukanlah lahir di Kota Pempek. Melainkan dari Jakarta dengan nama Persijatim Jakarta Timur.
Melansir sejumlah sumber, Persijatim berdiri pada tahun 1976 sebagai Perserikat sepakbola di Jakarta Timur. Rentang 11 tahun dari tahun lahirnya, Persijatim memulai kompetisi PerserikatPersatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) tahun 1987.
Pada awal karir tersebut, Persijatim mampu promosi dari Kompetisi Perserikat 1987 atau Divisi II menuju Divisi I Perserikat 1988. Saat itu, tim ini berhasil menggores skor 3-0 melawan Persita Tanggerang.
Keberhasilan Persijatim ternyata tidak seharum klub kebanggan Jakarta lainnya, seperti Persija. Persijatim tersisih dari perhatian Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta.
Baca Juga:Prakiraan BMKG 16 Maret 2022, Sumsel Bakal Berawan hingga Dini Hari
Di tahun 2001 Persijatim mencoba beralih haluan dengan memboyong home base pindah ke Solo dan berganti nama menjadi Persijatim Solo FC.
Tiga tahun berjalan di Solo, di tahun 2004 kiprah Persijatim Solo Fc berakhir dan diambil alih oleh Pemprov Sumsel. Pengambilalihan tidak lain guna memanfaatkan fasilitas Stadion Gelora Sriwijaya yang telah dibangun untuk menyambut PON XVI sehingga tidak terbengkalai.
Pada tanggal 23 Oktober 2004 sebagai hari berdirinya Sriwijaya FC secara resmi.
Kemenangan perdana Sriwijaya FC pada tahun 2008. Saat itu, klub kebanggaan masyarakat Sumsel berhasil menyabet juara Liga Djarum Indonesia.
Tak hanya itu, di tahun yang sama pun Sriwijaya FC juara Piala Indonesia atau Copa Indonesia. Keberhasilan tersebut membuat Sriwijaya FC mendapatkan penghargaan rekor MURI sebagai tim sepakbola pertama di Indonesia yang meraih double winner dalam satu musim.
Baca Juga:TNI AL Amankan Belasan Pria dan Wanita Asal Sumsel hingga NTB di Sumut
Di musim 2009, Sriwijaya FC kembali memboyong juara Piala Indonesia untuk yang kedua kalinya. Tidak berhenti di situ, musim 2010 lagi-lagi Piala Indonesia disabet Sriwijaya FC ketiga kalinya secara berturut-turut.
Masih di tahun 2010, Sriwijaya FC menjuarai pertandingan Inter Island Cup dan Community Shield. Berselang dua tahun, tepatnya tahun 2012 Sriwijaya FC kembali meraih juara Liga Indoensia dan Inter Island Cup.
Kemenangan pun berlanjut di tahun berikutnya yakni 2013, klub Laskar Wong Kito berhasil meraih juara dalam Liga Indonesia U-21. Keberhasilan menjadi juara tidak berpihak pada Sriwijaya FC di tahun 2014.
Klub sepakbola itu hanya mampu bertahan di Runner Up dalam perebutan Piala Surya Citra Media Cup.
Begitu juga di tahun 2015, Sriwijaya FC hanya membawa pulang piala Runner Up Surya Citra Media Cup dan Piala Presiden. Pada pertandingan Piala Gubernur Sumsel, Sriwijaya FC pulang dengan piala juara.
Di tahun 2016 dalam Piala Bhayangkara, Sriwijaya FC hanya berada di peringkat ketiga. Kemudian di tahun yang sama Sriwijaya FC meraih peringkat keempat dalam Piala Gubernur Kalimantan Timur.
Berselang dua tahun, titik balas dendam berhasil dilakukan Sriwijaya FC dan meraih juara dalam Piala Gubernur Kaltim. Namun, di tahun 2018 pula Laskar Wong Kito hanya berhasil meraih peringkat ketiga Piala Presiden.
Sriwijaya FC Terdegradasi atau Turun Kasta
Sriwijaya FC mengalami degradasi atau turun kasta ke liga 2 yang menempati peringkat 17 pada akhir liga 1 di tahun 2018. Kemudian pada musim liga 2 tahun 2021, Sriwijaya FC hanya bertahan di 8 besar.
Pada pertandingan tersebut membuat Sriwijaya FC gagal melaju ke semifinal, dan mencoba bertanding lagi di musim liga 2 tahun 2022.
Rabu (16/3/2022), Sriwijaya FC bakal diakuisisi oleh pengusaha asal Sumsel, Iwan Bomba. Pemilik Bomba Group ini disebut akan mengakuisisi dengan nilai saham yang dominan.
Pertemuan finalisasi akuisisi akan digelar di kantor group Bomba. Manajemen Sriwijaya FC, Faisal Mursyid membenarkan hal tersebut.
"Iya besok di Jakarta, jam 14.00 WIB," ujarnya kepada Suara.com, Selasa (16/3/2022).
Kontributor: Melati Putri Arsika