Dilema Perajin Tahu Tempe di Sumsel: Tetap Produksi Meski Kedelai Mahal, demi Pertahankan Usaha

Perajin tahu dan tempe di Sumsel atau Sumatera Selatan memilih tetap memproduksi, meski ramai ajakan mogok produksi.

Tasmalinda
Senin, 21 Februari 2022 | 16:15 WIB
Dilema Perajin Tahu Tempe di Sumsel: Tetap Produksi Meski Kedelai Mahal, demi Pertahankan Usaha
Perajin tahu dan tempe di Pagar Alam, Sumsel [Sumselupdate.com]

SuaraSumsel.id - Perajin tahu di Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan dilema. Kenaikan harga kacang kedelai sejak beberapa hari terakhir, membuat mereka tetap produksi meski sulit.

Salah seorang perajin tahu di Desa Gunung Gendang, Kota Pagar Alam, Suratman (58) mengungkapkan tetap memproduksi tahu meski ada ajakan untuk mogok dari sejumlah perajin tahu dan tempe berlangsung di sejumlah daerah.

“Kami bukan tidak ikut mogok, sebab jika kami mogok maka kami tidak bisa makan. Karena hasil jual tahu inilah adalah penghasilan guna mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari,” ujarnya kepada Sumselupdate.com-jaringan Suara.com, Senin (21/2/2022).

Kenaikan harga kacang kedelai ini membuat para perajin tahu dan tempe di Pagaralam kebingungan, karena mereka tidak bisa mendapatkan untung seperti dahulu lagi.

Baca Juga:Prakiraan Cuaca 21 Februari 2022, Sumsel Bakal Berawan dari Pagi hingga Dini Hari

Dikatakan Susi (52) pedagang tahu yang mengakui jika melambungnya harga kacang kedelai menyulitkan perajin tahu dan tempe. “Situasi ini, bikin kami semakin sulit dengan naiknya harga minyak goreng. Karena untuk mengoreng tahu kami harus menggunakan minyak goreng,” jelasnya.

Sat ini harga kedelai sekitar Rp11.500 per kilogram dari Rp10.000 per kilogramnya, sementara harga per karung saat ini mencapai Rp550.000 dari Rp300.000 ukuran karung 50 kilogram.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini