SuaraSumsel.id - Pemerintah berupaya memeratakan pembangunan infrastruktur digital sampai ke tingkat desa. Di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel), ada 25 desa yang ditargetkan terkoneksi jaringan internet.
Untuk mewujudkan hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika berencana membangun "base transceiver station" (BTS) di kawasan pesisir OKI.
Koordinator Jaringan Telekomunikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika Aditya Iskandar mengatakan program ini menyasar 47 desa di Sumatera Selatan, yang mana lokasi terbanyak di Ogan Komering Ilir yakni 25 desa.
Saat ini terdapat 12.548 wilayah "blank spot" di Indonesia, 9.113 di antaranya berada di wilayah 3T (Terdepan, Tertinggal dan Terluar), dan 3.435 berada di wilayah non 3T.
Baca Juga:5 Daerah di OKU yang Rawan Banjir dan Tanah Longsor
Untuk itu Kemenkominfo menggandeng provider seluler serta pemerintah daerah untuk meretas kesenjangan digital tersebut.
Melalui penerapan kerja sama dengan pemerintah daerah ini, pemerintah berharap kondisi "blank spot" di 12.548 wilayah itu dapat mengakses jaringan telekomunikasi pada akhir tahun 2022.
Ia menambahkan skema kolaborasi dengan pemerintah daerah ini untuk melakukan terobosan percepatan infrastruktur digital.
“Untuk dukungan data, perizinan bahkan lahannya butuh kolaborasi dari pihak pemda maupun desa agar target ini tercapai,” kata dia.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Alexsander Bustomi mengatakan pemkab menyambut baik bantuan pembangunan menara Base Transceiver Station (BTS) pada tahun 2022 itu.
Baca Juga:Pelaksanaan Pilkades di Tiga Desa Ditunda, Begini Penjelasan Pemkab Probolinggo
Mengentaskan wilayah tanpa sinyal memang prioritas pemkab, apalagi di masa pandemi kebutuhan masyarakat akan internet sangat tinggi, kami sangat menyambut baik program ini, kata dia.
Adapun 25 desa yang menjadi target pembangunan tahun 2022 tersebar di wilayah pesisir timur Kabupaten OKI antara lain, di Kecamatan Air Sugihan, Cengal, Sungai Menang, Tulung Selapan dan Pangkalanlampam.
Alex menjelaskan sejak tahun 2019 pihaknya gencar mengusulkan pembangunan BTS maupun penambahan jaringan internet lainnya baik kepada Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) maupun langsung ke operastor seluler.
“Kami terus dorong pengusulan aksesibilitas telekomunikasi ini baik ke Bhakti maupun bersurat langsung ke provider,” kata dia.
Pada tahun 2019 telah dibangun sebanyak 21 tower, tahun 2020 sebanyak 13 tower dan tahun 2021 sebanyak 13 tower.
“Dari Bhakti, kami mendapat 13 instalasi jaringan berupa V-Sat maupun fiber optic disekolah maupun pusat-pusat layanan publik,” kata Alex. (ANTARA)