SuaraSumsel.id - Harga minyak goreng yang meroket, mendorong Pemerintah Provinsi Sumsel melakukan operasi pasar. Pelaksanaan operasi pasar di 18 titik di Palembang dan kabupaten lainnya.
Gubernur Sumsel, Herman Deru mengungkapkan operasi pasar bertujuan mengendalikan harga minyak goreng yang terus naik saat ini.
Di sela operasi pasar, Gubernur Herman Deru sempat berharap agar pihak swasta memprioritaskan kebutuhan dalam negeri, baru kemudian diekspor.
“Kalau kebutuhan dalam negeri atau lokal belum tercukupi jangan ekspor dulu,” harap Herman Deru.
Baca Juga:Cuaca Ekstrem Bikin Nelayan Sumsel Jeda Melaut Lebih Lama
Mantan Bupati OKU Timur ini pun sempat menyinggung mengenai pencapaian Sumsel yang menjadi salah satu sentra produksi CPO dengan produksi mencapai 6 juta ton per tahun. Deru menduga meningkatnya harga minyak goreng terjadi permainan di pasaran.
Kepala Dinas Perdagangan Sumsel Ahmad Rizali dalam operasi pasar, pemerintah provinsi Sumsel menggandeng produsen minyak goreng yang beroperasi di Palembang, PT Indokarya Internusa.
Dalam operasi pasar ini lanjut Rizali, setiap warga dijatahkan minyak goreng maksimal dua liter dengan harga Rp14.000 per liter. Harga di operasi pasar lebih murah dibandingkan harga minyak goreng di pasaran sekitar Rp19.000 - Rp21.000 per liter.
Operasi pasar telah dilakukan dua tahap, tahap pertama dilakukan pada 22 Desember-28 Desember 2021 sebanyak 25,5 ton liter minyak goreng yang disebar di 19 titik. Tahap kedua disalurkan sebanyak 52 ton liter akan dilakukan pada 12 Januari-28 Januari 2022.
“Jika harga minyak goreng belum pulih, operasi pasar akan terus berlanjut,” katanya.
Baca Juga:PT SM dalam Laporan Kaesang dan Gibran, Ungkit Karhutla Terparah di Sumsel