Hampers Bunda Rayya, Berkelana hingga Negara Tetangga

UMKM kue-kue basah tradisional Palembang, Bunda Rayya kini makin dikenal hingga ke negara tetangga.

Tasmalinda
Rabu, 05 Januari 2022 | 21:18 WIB
Hampers Bunda Rayya, Berkelana hingga Negara Tetangga
Hampers Bunda Rayya [instagram]

SuaraSumsel.id - Bangunan ruko yang disulap menjadi sebagian dapur sekaligus sebagian lagi toko kue khas Palembang ini tidak pernah sepi dari pembeli.

Selalu ada pembeli yang kemudian menanyakan pilihan kue-kue basah khas wong kito ini. Terletak di belakang Pasar Cinde Palembang, atau tepatnya di Letnan Jaimas nomor 980c, 24 Ilir Kecamatan Bukit Kecil, membuat toko kue ini sangat mudah ditemukan di aplikasi ponsel pintar.

Pagi di medio Desember lalu, Yus tengah sibuk dengan adonan beragam kue Palembang. Meski tahun 2021, masih merasakan dampak pandemi COVID-19, pesanan kue-kuenya cukup stabil.

Dibantu dengan anak-anak gadis dan pekerjanya, Yus mempersiapkan kotak-kotak hampers yang berisikan kue basah Palembang.

Baca Juga:Tak Penuhi Panggilan Jaksa, Pejabat Divisi Kredit Bank Sumsel Babel Dijemput Paksa

Kue-kue basah itu diletakkan dalam kotak yang dikemas cantik, mudah dibawa dan disajikan. Mendekati akhir tahun, pesanan kue kering dalam kemasan hampers memang meningkat.

Gerak tangan Yus cepat mengaduk beberapa mesin pengaduk, sekaligus menimbang beberapa bahan kue. Di sampingnya, ada seorang anak gadis yang membantu mengelola media sosial, transaksi pemesanan, transaksi jual beli hingga memastikan pesanan kue basah tiba kepada pemesannya.

Pekan itu, diakui Yus, ia memang harus memulai memasak kue-kue seperti maksuba, makjola, kue lapis, kue delapan jam dan kue engkak ketan, lebih pagi.“Ada yang merupakan pesanan rutin, pelanggan yang beli untuk kegiatan kantor atau dimakan rumah. Tapi, sudah mulai ramai pesanan untuk natal dan tahun baru,” ujar Yus.

Kue tradisional Palembang [Dok. Bunda Rayya]
Kue tradisional Palembang [Dok. Bunda Rayya]

Untuk pesanan pada momen natal dan tahun baru, dikatakan Yus, memang harus diperhatikan jadwal pengiriman. Karena itu, pilihan akan layanan perusahaan ekspedisi juga menjadi penentu.

Dengan sigap, tangan Yus pun mengawasi belasan loyang yang tengah terpanggang di oven gas miliknya.“Kue-kue Palembang ini memiliki tekstur yang basah, karena komposisi telur, susu, santan, gula dan mentega yang cukup banyak. Karena itu, selain memanggangnya harus matang, lama pengiriman mempengaruhi,” terang Yus.

Baca Juga:Dua Bupati Daerah Penghasil Batubara di Sumsel Dukung Larangan Ekspor Diterapkan

Sudah lebih tahun kelima berbisnis kue-kue tradisional khas Palembang, dengan merek dagang Bunda Rayya, Yus makin paham pilihan ekspedisi yang nyaman dan aman.

“Persaingan bisnis makin maju dan digital, karena itu baik pedagang dan pembeli pun berharap selain rasa kue, layanan ekspedisi harus betul-betul diperhatikan,” imbuhnya.

Saat sebagian pesanan mulai matang, Yus memindahkan posisi menjadi pengawas pada pekerjaan kemasan. Di saat menjelang hari-hari besar keagamaan, seperti lebaran, natal dan tahun baru, ibu lima anak pun menambah jumlah pekerja.

Ia pun menempatkan satu orang yang khusus berhubungan dengan pekerjaan kirim mengirim kue-kue basah Palembang ke luar Sumatera Selatan (Sumsel). “Tugasnya mengecek transfer pembeli, memastikan pesanan kue, tanggal pengiriman, kiriman sudah sampai pada pembelinya,” ujar Yus yang kini dipercaya sebagai Ketua Asosiasi Pengusaha Kue dan Kuliner (Aspekum) Sumsel.

Yus pun sering wanti-wanti pada pekerjaan di bagian ini, agar memastikan pesanan sampai tepat waktu. 

Sejak merintis bisnis kue tradisional, ia memilih PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau JNE untuk menghantarkan kue-kue Palembang berkelana sampai pada pembelinya.

Kue tradisional Palembang [Dok. Bunda Rayya]
Kue tradisional Palembang [Dok. Bunda Rayya]

Makin Dikenal lewat Media Sosial 

Tak bisa dipungkiri, kemajuan teknologi pun membawa nama toko kue tradisional Bunda Rayya terkenal. Melalui media sosial instagram, dan pertemanan yang selama ini telah dijalin, pesanan kue kini datang makin beragam pembeli.

“Ada yang Singapura, Malaysia, dan negara-negara tetangga lainnya. Pembeli memang banyak orang Palembang, atau Sumsel tinggal di luar negeri, tapi ada juga yang benar-benar orang luar negeri,” katanya.

Di media sosial Bunda Rayya yang kini pengikutnya 52.000 lebih, dikenalkan berbagai ragam kue yang dijual. Selain jenis kue yang beragam, pembeli pun bisa memesan sesuai dengan kebutuhan.

Yus mencontohkan, ada pesanan yang khusus untuk natal dan tahun baru yang kemudian disesuaikan pengemasannya. 

Setelah hampir dua jam duduk di dapur, Yus mendapati loyang-loyang kue yang sudah siap disajikan dan dikemas. Kotak-kotak hampers kini pun dikemas dengan pilihan satu loyang kue, dua loyang kue atau empat loyang kue. Pilihan kue yang dikemas juga dibedakan, bukan hanya satu jenis kue saja.

“Misalnya ada pembeli yang minta maksuba dan delapan jam dikemas jadi satu. Ada juga makjola, kue engkak atau lapis yang dikemas terpisah. Kemasannya disesuaikan,” terang Yus.

Dengan pilihan yang ditawarkan ini, ia pun mematok harga baragam. Ada hampers yang berisi empat potong kue ukuran 15cmx15cm dengan jenis yang berbeda. 

“Hitungannya tergantung kombinasi kuenya. Untuk satu loyang ukuran sedang, harga kue mulai dari Rp300.000 hingga ada yang lebih. Dipengaruhi juga pada komposisi kue misalnya ada tambahan prunes, atau ada tambahan bahan kue lainnya,” ucapnya.

Semua jenis dan varian kue ini dijelaskan dan dikomunikasikan dengan calon pembeli. Tentu menggunakan media sosial tersebut.

Kue tradisional Palembang yang dikirimkan setiap harinya [dok. Bunda Rayya]
Kue Bunda Rayya dikirimkan setiap harinya [dok. Bunda Rayya]


Pilih Ekspedisi yang Tepat

Setelah dirasa cukup, tumpukan hampers pun kemudian mengisi ruang etalase toko. Saat menjelang sore, Yus dibantu dengan anaknya mengemas kue-kue tersebut ke dalam bagasi mobil. Kue-kue itu siap mendatangi pemesannya yang telah menunggunya.

“Bisa juga petugas JNE yang datang ke toko, tapi lebih sering dihantar saja. Dengan pelayanan yang ramah, petugas JNE pun kembali memastikan kemasan-kemasan kue siap berkelana. Karena sudah menjadi pelanggan, kami pun yakin kue-kue ini akan tiba tepat waktu dan tidak mengecewakan pembeli,” harap Yus. 

Kue Bunda Rayya termasuk UMKM yang menjadi langganan JNE di Palembang. Koordinator Sales JNE Palembang, Oktavia Nopridah megatakan selama pandemi ini, terjadi peningkatan pengiriman oleh masyarakat Palembang.

Untuk jenis UMKM yang paling sering adalam UMKM makanan, seperti pempek, kerajinan songket, dan cukup banyak lainnya. “Karena kita juga tahu jika salah satu destinasi di Palembang ini, ialah wisata kuliner, yang tentu banyak disuka orang masyarakat luar, juga luar negeri,” ujarnya.

Pengiriman tersebut dengan tujuan yang beragam, misalnya ke Pulau Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan. Namun paling banyak ialah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). “Untuk UMKM Bunda Rayya misalnya, menggunakan JNE ya YES (Yakin Esok Sampai). Walau masih terbatas, namun service ini berlaku untuk Jabodetabek,” katanya.

Khusus kiriman makanan JNE beri layanan YES, karena jangkauannya luas dan tidak berbatas pada kota-kota besar di Indonesia. “Bahkan sampai ke pelosok desa, JNE bisa delivery karena punya mitra agen yang tersebar luas. Jadi customer lebih yakin pake JNE, bisa di cek juga di kecamatan mana yang akan dituju di MY JNE. Masyarakat dimudahkan juga untuk mengecek ongkir dan cek perjalanan paket di aplikasi MY JNE,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini