SuaraSumsel.id - Dinas Perdagangan Sumatera Selatan menyiapkan operasi pasar minyak goreng di tujuh lokasi di Palembang. Pelaksanaan operasi pasar akan dimulai pada 23 Desember mendatang.
Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan Ahmad Rizali mengatakan harga minyak goreng terpantau di sejumlah pasar tradisional senilai Rp19.000 per liter (kemasan) dan Rp17.000 per liter (curah).
"Kami siapkan di sembilan titik Kota Palembang dengan harga Rp14.000 per liter," kata dia setelah acara High Level Meeting TPID Sumsel bertajuk "Perkembangan inflasi dan Koordinasi Ketersediaan Pasokan Pangan jelang HKBN Natal 2021 dan Tahun Baru 2022".
Sebanyak 25.200 liter minyak goreng untuk menggelar operasi pasar tersebut.
Baca Juga:Prakiraan Cuaca Sumsel 20 Desember 2021, Dilanda Hujan pada Siang Hari
Jadwal operasi pasar yang direncanakan itu, Pasar Km 5 (22 Desember 2021), Pasar Cinde (23 Desember 2021), Pasar Soak (24 Desember 2021), Pasar Gasing (27 Desember 2021), Pasar Perumnas (28 Desember 2021), Pasar Kuto (29 Desember 2021), dan Pasar Padang Selasa (30 Desember 2021) dengan masing-masing pasar sebanyak 3.000 liter.
"Selain itu, kami juga mengadakan di kantor Disperindag Sumsel pada 30 Desember sebanyak 1.200 liter," kata Rizali.
Kenaikan harga minyak gorong dipengaruhi oleh kenaikan harga CPO di pasar global yakni berkisar 60 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Harga minyak goreng itu jauh melampaui harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah. HET itu disusun saat harga CPO di kisaran 500-600 dolar AS per metrik ton.
Kepala Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Hari Widodo mengatakan diperlukan upaya antisipasi untuk menjaga harga kebutuhan pokok tetap terjangkau bagi masyarakat.
Baca Juga:Mengalahkan Persimuba, PS Palembang Berpeluang Juara Liga 3 Sumsel
BI selaku koordinator Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) mengingatkan berbagai pihak terkait, yakni pemerintah, Bulog, Satgas Pangan Polri dan asosiasi saling bersinergi agar kebutuhan pokok ini tetap tersedia dan terjaga kelancaran distribusinya.
"Biasanya, ada lonjakan permintaan dan ini butuh antisipasi. Seperti beras, gula, daging, dan terigu dalam kondisi aman, ternyata minyak goreng yang harganya naik. Ini harus diatasi, salah satunya dengan operasi pasar," kata dia. (ANTARA)