Ratusan Ton Ikan di Danau Maninjau Mati, Penyebabnya Karena Ini

Kematian ratusan ikan di Danau Maninjau mencapai ratusan ton.

Tasmalinda
Selasa, 14 Desember 2021 | 20:04 WIB
Ratusan Ton Ikan di Danau Maninjau Mati, Penyebabnya Karena Ini
Petani di Danau Maninjau sedang memanen ikan miliknya, Selasa (14/12). (Antarasumbar/Yusrizal)

SuaraSumsel.id - Ratusan ton ikan di Keramba Jaring Apung (KJA) Danau Maninjau, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat mati.

Jika diakumulasinya, total kematian ikan tersebut mencapai 552 ton pada Selasa (14/12).

Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Rosva Deswira mengatakan sebelumnya ikan di danau vulkanik itu mati hanya 362 ton pada Senin (13/12). Pada keesokkan harinya, bertambah 190 ton pada Selasa (14/12).

"Ikan mati ini bertambah di Nagari Koto Gadang Anam Koto sekitar 190 ton," katanya.

Baca Juga:Jelang Natal, 4 Terduga Teroris Jaringan JI Ditangkap di Sumsel

Kematian ikan lainnya tersebar di Nagari Tanjung Sani 50 ton, Nagari Koto Kaciak 300 ton dan Nagari Koto Malintang dua ton.

"Jumlah ikan mati sekitar 552 ton di empat nagari atau desa adat itu semenjak beberapa hari lalu. Kematian ikan akibat oksigen berkurang di dalam danau setelah hujan disertai angin kencang melanda daerah itu," katanya.

Sebagian petani di Koto Gadang Anam Koto melakukan panen secara dini untuk mengurangi kerugian.

Ikan yang dipanen itu sudah siap panen dan langsung mereka packing untuk dikirim ke pasar tradisional.

Sementara bangkai ikan yang sudah mati tidak ada dibuang ke dalam danau.

Baca Juga:Cerita Wong Sumsel Pakai Plat Mobil Pempek di New Zealand, Didoakan Jadi Gubernur

"Petani sangat peduli terhadap lingkungan, sehingga bangkai ikan tidak dibuang ke dalam danau. Sementara bangkai ikan di perairan daerah itu merupakan kiriman dari daerah lain," katanya.

Ikan mati itu bisa diolah menjadi tepung. Namun teknologi pengolahan itu belum bisa akibat lemak ikan di Danau Maninjau cukup tinggi.

Dengan kondisi itu, ikan yang mati tidak bisa diolah menjadi tepung. Sementara alat untuk mengolah tepung sudah ada.

"Ke depan kita berusaha bagaimana ikan bisa diolah menjadi tepung dalam meminimalisir pencemaran air danau," katanya. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini