SuaraSumsel.id - Kemben yang dikenal sebagai budaya berbusana perempuan di Indonesia, menjadi pertanyaan Deddy Corbuzier pada Menteri Agama atau Menag Yaqut Cholil Qoumas
Dalam YouTube Deddy Corbuzier, Menag Yaqut mendapatkan pertanyaan bagaimana ia menjelaskan majemuknya ragam budaya Indonesia yang kemudian muncul perdebatan dengan konteks agama.
Misalnya, tanya Deddy Corbuzier mengenai perihal kemben.
Berbusana kemben yang dikenal sejak dahulu menjadi tradisi pakaian perempuan di Bali atau di Jawa cendrung bertolak belakang dengan ajaran agama Islam.
Baca Juga:1.200 Anak Sumsel Korban Pandemi COVID-19, Terbanyak di Palembang
"Misalnya menutup aurat ya. Kemben sejak dahulu di Bali dan Jawa, perempuannya tidak berkerudung, pakai kemben berarti sekarang tidak boleh karena pakai kemben tidak menutup aurat," tanya Deddy.
Deddy pun menambahkan jika peran dan tugas Menag memang berat, begitu sulit mendamaikan antara agama dan budaya.
"Andakan, sebagai menteri agama, anda pasti pusing, karena ada yang satu budaya sedangkan yang satu lainnya agama," tanya Deddy menimpali.
Mendapatkan pertanyaan tersebut, Menag menjawab perihal mendamaikan agama dan budaya memang harus memahami peran agama.
"Jika bicara agama itu, tidak lepas dari kewajiban. Sebagai muslim, kemben memang tidak menutup aurat," kata ia.
Baca Juga:Gelar Vaksinasi, Gerindra Sumsel Bagikan Paket Sembako kepada Peserta Vaksin
Namun mensyiarkan agama Islam pun tidak boleh memaksa, apalagi dengan marah-marah.
"Agama tidak disampaikan dengan cara memaksa," katanya
"Disampaikan dengan bertahap, pelan-pelan," sambung Gus Yaqut-panggilan Menag Yaqut.
Menag Yaqut pun menegaskan tugas seorang muslim ialah menyampaikan ajaran baik agama Islam, bukan menentukan pilihan agama orang lain.
"Tugas kita menyampaikan bukan menentukan, apalagi marah-marah itu, tidak boleh," pungkasmya.
Sebelum membahas perihal kemben, Menag Yaqut menjelaskan jika Nabi Muhammad hadir guna menyempurnakan akhlak. Dengan demikian penganut agama lainnya sebelumnya sebenarnya sudah berakhlak.