SuaraSumsel.id - Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU mulut tambang terbesar di Indonesia milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA) capai 89,4 persen.
Ditargetkan pada akhir tahun ini, proyek pembangkit tersebut membutuhkan 5,4 juta ton batu bara per tahun.
"Sekalipun di tengah situasi pandemi kami telah berhasil menyelesaikan 89,4 persen progres konstruksi. Insya Allah, akhir tahun ini akan siap unit satu dan Maret 2022 akan siap unit kedua," kata Direktur Pengembangan Usaha PTBA Iskandar Zulkarnain.
PLTU Sumsel 8 merupakan pembangkit listrik tenaga batu bara dengan skema “mine-to-mouth” yakni mekanisme mulut tambang dengan lokasi pembangkit yang terletak paralel lokasi tambang batu bara.
Baca Juga:Sumsel Pastikan Stadion Bumi Sriwijaya Siap Pakai untuk Piala Dunia U-20 2023 Indonesia
PLTU itu direncanakan memiliki kapasitas 2x620 megawatt yang tersambung dengan transmisi Sumatera 500 kilovolt sekaligus transmisi HVDC Jawa-Sumatera.
Nilai investasi pembangkit mencapai 1,68 miliar dolar AS dengan skema pendanaan BUMN dan swasta melalui konsorsium antara Bukit Asam dan China Huadian Hongkong Company Ltd.
Emiten dengan kode saham PTBA ini juga melakukan ekspansi bisnis ke sektor energi baru terbarukan, salah satunya pengembangan PLT surya di Bandara Soekarno Hatta bekerja sama dengan Angkasa Pura II.
Bukit Asam berencana menggarap proyek PLTS lahan pasca tambang di Ombilin, Sumatera Barat berkapasitas 200 megawatt Tanjung Enim, Sumatera Selatan berkapasitas 200 megawatt dan Bantuas di Kalimantan Timur. (ANTARA)
Baca Juga:Bendungan Tiga Dihaji Jaga Eksistensi Lumbung Pangan Sumsel