Bunga Rafflesia Diperdagangan di Media Sosial, Polisi Buru Pemilik Akun

Pihak kepolisian daerah atau Polda Bengkulu menyelidiki akun penjual bunga Rafflesia Arnoldi di Bengkulu.

Tasmalinda
Senin, 28 Juni 2021 | 20:36 WIB
Bunga Rafflesia Diperdagangan di Media Sosial, Polisi Buru Pemilik Akun
Tiga bunga langka dilindungi Rafflesia kemumu (Dani KPPL Bengkulu Utara) Bunga Rafflesia Diperdagangan di Media Sosial, Polisi Buru Pemilik Akun

SuaraSumsel.id - Sebuah akun media sosial Facebook memperdagangkan bunga Rafflesia Anoldi di Bengkulu diselidiki pihak kepolisian.

Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Bengkulu Kombes Pol Sudarno mengatakan bunga Rafflesia merupakan tumbuhan langka dan dilindungi berdasarkan Undang-undang nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Karena itu, perdagangannya tidak diperbolehkan. 

"Karena tumbuhan itu dilindungi oleh undang-undang maka kalau ada yang menjual jelas sudah melanggar hukum. Kami akan telusuri siapa itu yang posting," kata Sudarno di Bengkulu, Senin (28/6/2021).

Sebuah akun Facebook dengan nama Dfrslto Id mengunggah tiga foto bunga Rafflesia yang sedang mekar sempurna dengan tulisan 'Yg minat raflesia arnoldi chat' di grup Forum Jual Beli Bintuhan Kaur. 

Baca Juga:Kh Ahmad Nawawi Dencik Dimakamkan di Ponpes Miliknya, Pelayat Diramaikan Tokoh Sumsel

Namun saat ditelusuri Senin (28/06/2021), postingan yang sempat mendapat komentar beragam dari netizen tersebut telah dihapus.

Sudarno mengatakan pihaknya akan meminta Tim Cyber Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) serta bagian Humas Polda Bengkulu untuk melacak akun tersebut.

"Kita cek dulu karena sekarang itu banyak yang iseng. Kita perlu tahu dulu motifnya apa, karena tidak serta merta melanggar pidana, kecuali kalau memang dia sudah pernah jual," jelas Sudarno.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung Donald Hutasoit menyebutkan jika pihaknya telah mendapat informasi terkait dugaan penjualan bunga Rafflesia Arnoldi di grup jual beli Facebook.

Ia memastikan akan segera berkoordinasi dengan Polda Bengkulu dan Tim Penegakkan Hukum (Gakkum) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk menyikapi hal tersebut.

Baca Juga:Di Sumsel Tersedia 433 Lokasi Vaksin COVID 19, Warga Cukup Bawa KTP

"Apapun motifnya mau iseng atau apa tetap tidak dibenarkan. Apa untungnya menjual itu kan tiga hari juga sudah layu," demikian Donald. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini