Serakahnya Penambang Timah di Babel, Hutan Lindung Kini Jadi Sasaran

Gubernur Erzaldi Rosman tampak berang dan meminta aparat penegak hukum segera bertindak

Bangun Santoso
Rabu, 28 April 2021 | 07:36 WIB
Serakahnya Penambang Timah di Babel, Hutan Lindung Kini Jadi Sasaran
Sebagai ILUSTRASI: Lahan tambang timah yang rusak. (dok Walhi)

"Kalau mau masuk akan diantar, lokasi mana yang mau. Kalau di Lubuk paling simpel, beda dengan di Koba, kalau di Koba kalau tidak megang preman pasti akan kena gencet. Di sini aman dan paling nyaman di Lubuk inilah. Koba dan Perlang nyerahku," ungkapnya.

Di lokasi tambang hutan lindung Kuruk bukan saja masyarakat yang menambang tapi juga ada oknum aparat.

"Banyak di situ oknum aparat, menambang bae, ngasil bae itu ada yang dua kampil sampai tiga kampil pasir timah, ya BJ tadi bosnya," katanya lagi.

Para penambang juga tidak perlu kawatir untuk mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar, pasalnya di lokasi penambangan juga bisa membeli karena ada pihak yang mengantar.

Baca Juga:Pekerja Tambang Timah Ilegal Bukit Sambung Giri Tewas Tertimpa Batu

"Kalau solar bisa beli di dusun atau bisa membeli di lokasi, ada yang mengantar. Untuk harga 12 tanki Rp 1,8 juta, kalau di liter dalam satu tanki masing-masing berisi 20 liter," jelasnya.

"Pokoknya aman saja di sini. Kemarin BY dak sanggup lagi karena mungkin sudah sering ricuh, mungkin saya dengar soal uang koordinasi. Jadi BY ini kompak dengan orang kampung. Kemarin ada yang mau razia panitia-panitia di kampung menunggu semua di situ (lokasi), tapi mundur orang itu. Panitia-panitia yang hadir itu panitia-panitia A Bae yang kulihat hadir di PAM atau pos di situ. Amanlah kalau itu," jelasnya.

R mengungkapkan untuk alat berat di lokasi TI Rajuk ada sekitar 40 unit belum termasuk alat berat yang ada dilokasi mangrove.

"kalau rombongan kami di sini kalau sekitar 40 unit alat berat ada. Tapi di sebelah depan sini (mangrove) banyak," katanya.

Dia juga mengungkapkan untuk biaya sewa satu unit alat berat BY di KM sebesar Rp 450 ribu perjam, belum termasuk biaya BBM jenis solar yang ditangung oleh penambang. sedangkan alat berat BY di FR Rp 300 ribu.

Baca Juga:Keluarga Korban Tewas Tambang Timah Sarang Ikan Tolak Uang Santunan

"Kalau nyewa alat berat FR lebih murah, cuma timah dia ngambil di penambang harganya Rp 85 ribu, cuma semua biaya dari dia semua, PC dia, solar dari dia. Kalau saya tidak mau, banyak orang luar masuk ke dia. Cuma kalau alat dak perlu khawatir bila disewa anak buahnya rela tidak kerja tapi harga timahnya lebih murah," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini