Sempat Mengaku Polisi dengan Suara Lantang, Pria Pukul Perawat Bukan Polisi

Penegasan ini disampaikan langsung oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri

Tasmalinda
Jum'at, 16 April 2021 | 19:56 WIB
Sempat Mengaku Polisi dengan Suara Lantang, Pria Pukul Perawat Bukan Polisi
Pemukulan terhadap perawat rumah sakit [istimewa] Sempat Mengaku Polisi dengan Suara Lantang, Pria Pukul Perawat Ternyata Bukan Polisi

SuaraSumsel.id - Pria pelaku penganiayaan perawat di RS SIloam Palembang, Kamis (15/4/2021) dengan mengaku polisi ternyata bukan seorang anggota Kepolisian RI.

Penegasan ini disampaikan Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Eko Indra Heri saat dikonfirmasi Jumat (16/4/2021) sore. Dikatakan Kapolda Sumatera Selatan, jika pelaku bukan anggota Polri.

Malah yang merupakan anggota Polri, ialah pria menggunakan kaos abu-abu yang berusaha melerai peristiwa penganiayan tersebut.

"Ia hanya mengaku-ngaku sebagai anggota polisi", ujar Kapolda Sumsel Irjen Pol Prof Eko Indra Heri.

Baca Juga:Aset Tersangka Korupsi Masjid Raya Sriwijaya Disita Kejati Sumsel

Dilanjutkan Kapolda, jika anggota yang melerai di lokasi kejadian memang betul anggota Polri.

 "Anggota Polri yang melerai dan melarang penganiayaan. Kebetulan keluarga ia berada di dekat lokasi kejadian," pungkas Kapolrda.

Atas hal ini, kepolisian juga akan melanjutkan penyelidikan atas kasus yang sudah dilaporkan ke Polrestabes Palembang. 

Diketahui sebelumnya, sebuah video penganiayaan tersebar di media sosial. Di video itu, nampak perawat RS Siloam Palembang dipukul, dijambak, hingga didorong ke lantai.

Perawat Christina Ramauli (27) disebut tengah membantu membetulkan infus anak pelaku.  

Baca Juga:Mantan Gubernur Sumsel Alex Noerdin Kembali Mangkir Panggilan Kejati

Sebelumnya diberitakan, video penganiayaan dilakukan oleh seorang pria berkaos merah. Diketahui jika pria tersebut kesal kepada perawat akibat infus di tangan anaknya.

Dalam video itu, pria berkaos merah ini sempat dengan suara lantang mengaku sebagai aparat polisi.

Direktur Keperawatan Rumah Sakit Siloam Sriwijaya, Tata menjelaskan kronologi peristiwa tersebut. Saat korban, perawat Christina berusaha membantu infus yang terpasang di tangan anak pelaku, tetiba bekas infus tersebut berdarah.

"Pasien kan masih kecil usia 2 tahun, ketika melepas infus tetiba berdarah. Perawat kami sudah berusaha melepaskannya dengan standar yang benar, SOP. Plester memang terlepas dari tangan si anak, namun hal itu bisa ditangani dengan mengganti perban," terangnya, Jumat (16/4/2021).

Lalu saat akan digantikan perban luka yang baru, Kepala Ruangan RS Siloam Sriwijaya mendatangi ibu pasien dan meminta maaf atas kejadian tersebut.

"Peristiwa itu terjadi saat ayah anak (pelaku) belum datang. Lalu saat datang, ayah pasien mendapatkan cerita dari istri mengenai kondisi perban yang baru tersebut. Lalu tetiba perawat kami dipanggil, dan terjadi penganiayaan tersebut," terangnya.

Lalu, dua perawat lainnya berusaha menolong dengan menjauhi korban dari ruangan tersebut, namun pelaku tidak terima dan berusaha ingin terus memukul.

"Kami sangat menyesali perbuatan yang dilakukan oleh keluarga pasien, padahal kami sudah merawat anaknya dengan baik. Ketika darah keluar dari tangan pasien langsung kami ganti dengan perban baru sampai darahnya tidak keluar," bebernya. 

Tata juga mengatakan keluarga pasien merupakan warga Kayuagung dan bukan berasal dari Palembang.

"Mereka bukan orang Palembang, kalau dari KTP nya Kayuagung, "  pungkasnya.

Kontributor: Andika

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini