SuaraSumsel.id - Taman Mini Indonesia Indah (TMII) resmi diambil alih oleh Pemerintah Indonesia. Selama ini, TMII dikelola oleh Yayasan Harapan Kita. Sebuah yayasan yang dibentuk oleh mantan ibu negara, Tien Soeharto (alm).
Dilansir dari Pantau.com - Jaringan Suara.com, berikut fakta-fakta sekelumit mengenai Taman Mini Indonesia Indah:
1. Pengambilalihan dilakukan dengan Peraturan Presiden Jokowi
Pemerintah secara resmi mengambil alih pengelolaan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) melalui Perpres Nomor 19 Tahun 2021 Tentang TMII yang sudah diteken oleh Presiden Jokowi.
Baca Juga:Jelang Ramadan, Harga Enam Komoditas Pangan di Sumsel Ini Naik
Sebelumnya Taman Mini Indonesia Indah secara murni dikelola oleh yayasan milik mantan ibu negara Tien Soeharto.
2. Dibangun Tahun 1972
TMII termasuk sebagai salah satu tempat wisata yang berusia hampir setengah abad. Dibangun tahun 1972, TMII sekarang sudah menginjak usia yang ke-49 tahun. TMII diresmikan pada tanggal 20 April 1975.
Mengutip laman resminya, TMII merupakan suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur.
Taman ini merupakan rangkuman kebudayaan bangsa Indonesia, yang mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat 33 provinsi Indonesia (pada tahun 1975) . Keragaman aspek budaya bangsa Indonesia ini ditampilkan dalam anjungan daerah berarsitektur tradisional, serta menampilkan aneka busana, tarian dan tradisi daerah.
Baca Juga:Warga Sumsel Boleh Buka Puasa Bersama, Jam Operasional Restoran Dibatasi
3. Terinspirasi dari Disneyland dan Taman Hiburan di Thailand
Pembangunan TMII tak lepas dari gagasan Ibu Negara Presiden Kedua Indonesia, Siti Hartinah atau Ibu Tien Soeharto. Gagasan ini tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no. 8 Jakarta pada tanggal 13 Maret 1970.
Mengutip Historia, Ibu Tien memperoleh gagasan itu setelah berkunjung ke Thai-in-Miniature di Thailand dan Disneyland di Amerika Serikat. Dua tempat ini berfungsi memamerkan dan mempromosikan kebudayaan, segi sosial, pendidikan, ekonomi, dan pariwisata dua negara tersebut.
“Setelah mengunjungi kedua tempat tersebut, Tien Soeharto menginginkan agar di Indonesia terdapat suatu objek wisata yang mampu menggambarkan kebesaran dan keindahan Tanah Air Indonesia dalam bentuk mini di atas sebidang tanah yang cukup luas,” tulis Suradi H.P. dkk., dalam Sejarah Taman Mini Indonesia Indah.
4. Punya Maskot yang Diambil dari Tokoh Pewayangan
Memiliki maskot bernama NITRA atau Anjani Putra yang diambil dari tokoh wayang Hanoman atau manusia setengah kera yang ada dalam kisah Ramayana.
Maskot "Taman Mini Indonesia Indah" ini diresmikan penggunaannya oleh Ibu Tien Soeharto, bertepatan dengan dwi windu usia TMII, pada tahun 1991.
5, Pembangunan TMII Sempat Menuai Protes
Pembangunan TMII dulu sempat menuai protes dari beberapa pihak. Protes tersebut tak hanya datang dari mahasiswa, tetapi juga kalangan lain seperti kaum cendekiawan, teknokrat, serta pengusaha.
Penolakan tersebut datang karena meski berlabel 'mini', pembangunan TMII ternyata memerlukan biaya yang besar, yaitu sekitar Rp 10,5 miliar bahkan lebih.
Banyak pihak yang menentang karena saat itu sebagian besar masyarakat Indonesia sedang dilanda masalah kemiskinan. Walau telah menemui aksi demonstrasi pembangunan TMII tetap diteruskan dan dilanjutkan.
6. Presentasikan Keberagaman Suku di Indonesia
Sesuai namanya, TMII dibangun untuk merepresentasikan keberagaman suku yang ada di Indonesia. Di Indonesia, hampir setiap suku bangsa memiliki bentuk dan corak bangunan yang berbeda, bahkan tidak jarang satu suku bangsa memiliki lebih dari satu jenis bangunan tradisional.
Anjungan provinsi ini dibangun di sekitar danau dengan miniatur Kepulauan Indonesia, secara tematik dibagi atas enam zona, yaitu Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
Tiap anjungan menampilkan bangunan khas setempat.Melalui miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta Tanah Air pada seluruh bangsa Indonesia.
Itulah enam fakta mengenai Taman Mini Indonesia Indah yang pengelolaannya diambil alih pemerintah Indonesia.