SuaraSumsel.id - Polisi mengungkap fakta baru setelah menangkap terduga teribat aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021) lalu.
Ternyata terduga AS alias EKA alias AR salah satu terduga teroris yang ditangkap sempat berbaiat di markas Front Pembela Islam (FPI) sebelum peristiwa bom bunuh diri
Fakta itu diungkap Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Ahmad Ramadhan, Selasa (30/3/2021).
"Perannya adalah ikut dalam perencanaan, mengikuti kejadian di Vila Mutiara, setelah dibaiat di markas yang merupakan markas organisasi yang sekarang sudah terlarang," kata Ramadhan di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (30/3/2021).
Baca Juga:"Pedas" Jelang Ramadan, Harga Cabai di Sumsel Tembus Rp 150.000/Kg
Dari hasil penyidikan, kata Ramadhan, proses perbaiatan itu dipimpin oleh seorang ustaz Basri. Selain AR, terduga teroris lainnya yang mengikuti baiat ialah AN alias Andri.
"Selanjutnya, R alias M sama. Bahkan saudara R alias M ikut melakukan survei ke lokasi amaliah bersama L dan YSF (pelaku bom bunuh diri)," kata dia.
Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu (28/3) pagi menjadi sasaran aksi bom bunuh diri. Ledakan itu terjadi di depan gerbang gereja itu dilakukan oleh pelaku.
Polri menyebut pelaku berjumlah dua orang, keduanya merupakan sepasang suami-istri berinsial L dan YSF.
Belakangan mereka disebut terafiliasi dengan jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Baca Juga:Nama Bupati Dodi Reza Diusung di Pilgub Sumsel, Ini Target Golkar Palembang
Sumber: Suara.com