Karena itu, saat peninjauan ke lokasi pembangunan, Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru meminta agar setiap ruas, terutama jalur pintu masuk dan keluar menggunakan ornamen tanjak dan songket.
Kedua benda bersejarah yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya Sumatera Selatan bisa makin dikenal oleh masyarakat yang melintas. Tanjak sebagai penutup kepala bagi laki-laki yang menjadi bagian dari pakaian adat, yang memiliki arti menanjak menuju kemajuan.
Sedangkan songket ialah seni tenun kain yang lahir dari keatifan lokal ialah buah budaya dan kekayaan masyarakat pengerajin dan Sumsel.
"Saya inginkan agar jalan tol juga menjadi media promosi budaya. Semakin dikenalkan, maka Sumsel pun makin dikenal berbudaya dan menuju kemajuan daerah. Songket dan tanjak bisa dibangun di pintu exit atau rest area (tempat istirahat)," ujar Gubernur Herman Deru.
Baca Juga:Upaya Tingkatkan Hunian, Hotel di Palembang Diskon Hingga 50 Persen
Selain itu, Gubernur Herman Deru juga menginginkan agar di setiap rest area juga menjual kekayaan kerajinan serta komoditas lokal Sumsel.
Hal ini akan mendorong pengejarin, masyarakat petani memiliki pasar baru atas kehadiran pembangunan jalan tol.
"Ini kata Presiden Joko Widodo sebuat lompatan, melesat, mempercepat pembangunan," imbuh Deru.