SuaraSumsel.id - Situasi pandemic covid 19 juga mendorong umat hindu di Sumatera Selatan membatasi aktivitas perayaan. Upaya Piadolan yakni perayaan hari lahir Pura Agung Sriwijaya hanya akan dihadiri 50 umat hindu saja.
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, Piadolan Pura Agung Sriwijaya biasanya dipadati umat hindu di Sumatera Selatan.
Pembimas Hindu, I Wayan Sumitra mengatakan upacara Piodalan di Pura Agung Sriwijaya akan membatasi umat hindu yang hadir karena situasi masih pandemi.
“Hasil rapat yang dilakukan, perayaan akan berlangsung pada 28 Maret nanti dan hanya 50 umat yang akan hadir,” ujarnya kepada Suarasumsel.id, Jumat (19/3/2021).
Baca Juga:Pondok Pesantren di Sumsel Jadi Sub Penyalur Bahan Bakar Minyak
Selain membatasi jumlah umat yang hadir, perayaan ungkapan syukur kepada Hyang Widhi Wasa hanya akan dipimpin oleh setingkat Pinandita.
“Sebenarnya, maknanya sebagai pemujaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan segala manifestasinya. Dalam rangkaiannya, akan ada persembahan dan sembayang bersama termasuk upacara Dewa yang berarti persembahan suci sebagai rasa bakti,” terang ia.
Upara Piodalan sendiri bukanlah perayaan bagi umat Hindu, melainkan peringatan hari lahir suatu Pura yang sesuai dengan katanya “Wedal”, yang berarti lahir atau turun.
“Sehingga setiap pura akan berbeda-beda menggelarnya,” katanya sembari menambahkan, perayaan Upacara Piodalan akan berlangsung satu hari, yang dimulai sejak pagi dengan melangsungkan Dharma Santi yang merupakan rangkaian perayaan Nyepi.
Kontributor: Fitria
Baca Juga:Belajar Tatap Muka di Sumsel Bakal Digelar jika Seluruh Guru Divaksin