Tokoh Tionghoa Muslim Anton Medan Meninggal Dunia

Kabar duka, Senin (15/3/2021) tokoh Tionghoa Muslim Anton Medan meninggal dunia.

Tasmalinda
Senin, 15 Maret 2021 | 19:56 WIB
Tokoh Tionghoa Muslim Anton Medan Meninggal Dunia
Anton Medan (dua dari kanan) bersama santri dan satriwati [instagram efrywild] Tokoh muslim Anton Medan Meninggal Dunia, Senin (15/3/2021).

SuaraSumsel.id - Sosok Ramdhan Effendy alias Anton Medan meninggal dunia, Senin (15/3/2021). Banyak sahabat terkhusus kalangan muslim tiongoa yang mengungkapkan rasa dukannya.

Almarhum Anton Medan direncanakan akan dimakamkan di Pondok Pesantren Attaibin, Bogor hari ini.

Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Ipong Hembiring Putra mengatakan pemakaman direncanakan digelar pada petang nanti.

"Mau dimakamkan di samping rumahnya di pesantren mungkin abis magrib, ini rencana istrinya lagi runding sama kami," kata Ipong saat dikonfirmasi Suara.com.

Baca Juga:Nilai Ekspor Pertanian Sumsel Naik Tajam di Februari 2021

Ipong menuturkan bahwa Anton meninggal dunia di kediamannya di Pondok Rajeg Cibinong, Bogor pada pukul 14.50 WIB. Anton akhirnya menyerah setelah berjuang melawan penyakit yang dideritanya yakni stroke dan diabetes.

Anton Medan dikenal sebagai mantan perampok dan bandar judi yang kini telah memperbaiki diri.

Ia menjadi Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) sejak 2012.

Perjalan religinya dimulai sejak memeluk agama Islam sejak 1992. Anton Medan mendirikan rumah ibadah yang diberi nama Masjid Jami' Tan Hok Liang.

Masjid itu terletak di areal Pondok Pesantren At-Ta'ibin, Pondok Rajeg, Cibinong.

Baca Juga:Pengamat Politik Sumsel Joko Siswanto Berpulang, Ini Kenangan Para Sahabat

Banyak tuduhan-tuduhan yang diarahkan padanya seputar keterlibatannya dalam kerusuhan Mei 1998. Anton Medan juga pernah masuk penjara sewaktu masih menjadi perampok dan bandar judi.

 Anton mengaku dirinya semula merupakan penganut agama Buddha, lalu beralih ke Kristen dan akhirnya Islam.

Sebelum masuk Islam, Anton dibesarkan di tengah-tengah politik gelap Indonesia. Itu selama pemerintahan Orde Baru Suharto ketika preman digunakan dalam politik, bisnis dan instansi pemerintah.

Sumber: Suara.com

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini