Tragedi Kemanusian Perang Dunia Diperingati di Pantai Radji Bangka

Tragedi kemanusian perang dunia ke dua diperingati masyarakat Mentok, kabupaten Bangka Barat di Pantai Radji, Selasa (16/2/2021).

Tasmalinda
Rabu, 17 Februari 2021 | 08:14 WIB
Tragedi Kemanusian Perang Dunia Diperingati di Pantai Radji Bangka
Tabur bunga di monumen peringatan peristiwa Perang Dunia II di Pantai Radji Mentok, Bangka Belitung.[ANTARA]

Dengan dukungan Angkatan Laut dan Angkataan Udara yang kuat, Jepang pada tanggal 14 Februari 1942 menguasai kota Singapura.

Keesokan harinya Letnan Jenderal Arthur Percival, komandan pasukan Inggris di Singapura, menyerah.

Pada hari-hari terakhir sebelum kejatuhan Singapura, ribuan warga sipil pria, wanita, dan anak-anak Inggris, Australia, dan berbagai negara yang saat itu tinggal di Singapura menaiki kapal untuk melarikan diri ke berbagai arah, termasuk ke Jawa dan Australia.

Namun, upaya ini merupakan evakuasi yang terlambat.

Baca Juga:Kenangan Filuz Mursalin, Seniman Palembang Nan Sederhana Kaya Karya

Peringatan peristiwa Perang Dunia II secara virtual digelar di Museum Timah Indonesia Mentok [ANTARA]
Peringatan peristiwa Perang Dunia II secara virtual digelar di Museum Timah Indonesia Mentok [ANTARA]

Pada tanggal 13 Februari 1942, sebuah pesawat pengintai Inggris menemukan konsentrasi besar konvoi pelayaran Angkatan Laut Jepang di utara Pulau Bangka.

Konvoi tersebut berangkat dari Camranh Bay-Indochina pada tanggal 12 Februari 1942 dengan tujuan invasi ke Mentok dan Palembang.

Pada saat yang sama, banyak kapal pengungsi yang penuh dengan pasukan dan warga sipil Inggris dan Australia melarikan diri dari Singapura dan di pintu masuk Selat Bangka, armada angkatan laut Jepang menghentikan pelarian para pengungsi tersebut.

Dari 44 kapal evakuasi yang berangkat pada hari-hari terakhir antara 12 dan 14 Februari 1942, sebanyak 40 kapal dibom dan tenggelam di Selat Bangka dan diperkirakan sekitar 4.000 hingga 5.000 penumpang kapal tewas dalam kejadian itu.

Sebagian penumpang mendarat atau terdampar di sepanjang pantai Pulau Bangka dengan sekoci, pelampung, rakit, atau barang-barang apa saja yang mengapung.

Baca Juga:5 Kearifan Lokal Palembang Jadi Warisan Budaya, Salah Satunya Telok Abang

Di antara mereka yang selamat mendarat di tepi pantai Pulau Bangka ditangkap dijadikan tawanan Jepang yang saat itu sudah menduduki Pulau Bangka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini