SuaraSumsel.id - Pencairan dana insentif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M Yunus Bengkulu dipertanyakan oleh tenaga kesehatan (nakes), Senin (8/2/2020).
Mereka menggelar aksi menuntut dana insentif penanganan covid 19 tersebut dapat segera dibayarkan. Aksi ini pun digelar saat Gubernur Rohidin Mersyah meresmikan laboratorium PCR di rumah sakit tersebut.
Saleh, salah satu tenaga kesehatan RSUD M Yunus Bengkulu mengungkapkan keinginannya agar dana tersebut dapat segera dicairkan.
"Kami, para nakes memberikan deadline hingga bulan Februari tahun 2021 ini," kata Saleh seperti dilansir dari ANTARA, Senin (8/2/2020).
Baca Juga:Sejumlah Daerah di Sumsel Bakal Hujan Hari Senin Ini, Waspada!
Tidak hanya nakes, beberapa karyawan non medis di rumah sakit itu juga ikut dalam unjuk rasa yang digelar di depan halaman rumah sakit tersebut.
Dalam aksinya para nakes ini menggelar orasi dan membawa sejumlah karton bertuliskan kritik terhadap manajemen rumah sakit.
"Kami minta evaluasi dari pihak manajemen rumah sakit karena kami karyawan sudah lelah," ucap Saleh.
Nakes ini juga menuntut pencairan remunerasi yang belum dibayarkan sejak November lalu dan mereka memberikan batas waktu bagi pihak manajemen selama satu pekan ini.
"Kami meminta transparansi pengelolaan dana BLUD dan kami butuh kepastian TPP. Kami juga tidak mau dijadikan kambing hitam atas tidak dibayarkannya klaim BPJS. Pembayaran Uang Lauk Pauk (ULP) bulan November dan Desember 2020 yang belum dibayarkan," beber ia.
Baca Juga:Ini Alasan Dokter Kecantikan Richard Lapor Kartika Putri ke Polda Sumsel
Sejumlah nakes RSUD M Yunus Bengkulu ini pernah menyampaikan aspirasi mereka ke DPRD Provinsi Bengkulu terutama terkait pencairan insentif penanganan Covid-19.
- 1
- 2