Bekerja di kapal inilah akhirnya membuat Musir menemukan orang tua angkatnya di Tanjung Balai Karimun Kepulauan Riau. Hingga saat ini, ia pun menetap di Kepulauan Riau.
“Di Tanjung Balai sampai sekarang” terangnya.
Musir mengenang sekitar tahun 1984 kapal nelayan yang dia tumpangi pernah berlayar menyusuri Sungai Musi membawa ikan untuk di jual di pasar 16 Palembang.
“Pernah sih, lewat bawah Jembatan Ampera bawa ikan ke Pasar 16, dan sempat ingin pulang kampung namun tidak mengetahui jalannya,” kenangnya.
Baca Juga:Sumsel Didorong Kembangkan Potensi Wisata Religi, Ini Alasannya
Setelah peristiwa itu, Musir mengaku tidak pernah lagi menginjakkan kaki ke Sumatera Selatan.
Puluhan tahun dia menetap di Kepulauan Riau hingga bekeluarga.
Kepada anak cucunya, ia selalu bercerita tentang asal-usulnya dan berharap suatu hari dapat mengajak mereka menengok tanah kelahirannya.
Dipertemukan Status Media Sosial
Kepala Desa Jermun Pampangan, Abus Roni Ali adalah orang yang pertama mengetahui keberadaan Musir setelah puluhan tahun menghilang.
Baca Juga:Palembang Dilanda Hujan, Ini Daerah Sumsel Diprakirakan Diguyur Hujan
Melalui komentar di status media sosial Abus mengenali Musir.
“Awalnya bertanya apa benar Kades Jermun Pampangan OKI, saya jawab iya. Kemudian ia menyebut beberapa nama warga yang saya kenal dan mengatakan bahwa dia (Musir), warga Jermun sekarang di Tanjung Balai,” cerita Abus.
Musir, kata Abus banyak menanyakan tetang keadaan di desa dan mengungkap kerinduannya pada kampung halaman.
Bahkan sebelumnya Musir yang sempat jatuh sakit dan akhirnya bergegas sembuh setelah mendengar kabar dari tanah kelahirannya.
Di masa Pandemi Covid-19 ini beberapa kali dia ingin mudik namun terhalang pandemi, hingga akhirnya dapat pulang dengan mengajak anak dan menantunya.
Baju Setelan yang Tidak Pernah Terpakai