220 Nakes RSUP Muhammad Hoesin Tak Suntik Vaksin Covid 19, Ini Penyebabnya

Sebanyak 220 orang tidak dapat divaksinasi karena pernah terkonfirmasi positif COVID-19.

Tasmalinda
Jum'at, 15 Januari 2021 | 09:54 WIB
220 Nakes RSUP Muhammad Hoesin Tak Suntik Vaksin Covid 19, Ini Penyebabnya
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin COVID-19 Sinovac saat vaksinasi tahap pertama di Rumah Sakit Abdoel Moeleok Provinsi Lampung, Lampung, Kamis (14/1/2021). [ANTARA] 220 Tenaga Kesehatan Tidak Divaksin Covid 19.

SuaraSumsel.id - Rumah sakit rujukan utama di Sumatera Selatan, Rumah Sakit Umum Pusat Dr Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang akan menyuntikkan vaksin sinovac covid 19 kepada tenaga kesehatan (nakes).

Penyuntikkan akan dilaksanakan untuk 2.603 tenaga kesehatan

Total tenaga kesehatan atau nakes di rumah sakit rujukan utama kasus COVID-19 itu mencapai 2.823 orang, namun 220 orang tidak dapat divaksinasi karena pernah terkonfirmasi positif COVID-19.

Direktur Utama RSMH Palembang Bambang Eko Sunaryanto mengatakan telah menerima 1.400 dosis vaksin sinovac pada tahap I dari Dinas Kesehatan Sumsel. Penyuntikkan telah berlangsung pada 14 Januari kemarin.

Baca Juga:6 Korban Sriwijaya Air Teridentifikasi, 2 di Antaranya dari Sampel DNA

"Tidak ada tenaga kesehatan yang menolak vaksin karena mereka sudah diedukasi sebelumnya," ujarnya setelah penyuntikan perdana di RSMH Palembang seperti dilansir ANTARA.

Total tenaga kesehatan atau nakes di rumah sakit rujukan utama kasus COVID-19 itu mencapai 2.823 orang, namun 220 orang tidak dapat divaksinasi karena pernah terkonfirmasi positif COVID-19.

RSMH Palembang menyiapkan dosis untuk penyuntikan 80 tenaga kesehatan setiap harinya, proses vaksinasi dilakukan berkala hingga April 2021 menyesuaikan pasokan vaksin yang didistribusikan Dinkes Sumsel.

Pihaknya juga memberi toleransi kepada tenaga kesehatan dalam menentukan jadwal penyuntikan sesuai kondisi kesehatan, sebab proses vaksinasi sangat memperhatikan kondisi klinis seperti tekanan darah yang tidak boleh dari 140/90.

"Pokoknya jika sudah dinyatakan aman baru bisa disuntik," kata dia.

Baca Juga:6 Korban Sriwijaya Air Teridentifikasi, Salah Satunya Pramugari Mia

Relawan menjaga jarak saat mengantre untuk menjalani vaksinasi Covid-19 dalam simulasi di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020). [ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya]
Relawan menjaga jarak saat mengantre untuk menjalani vaksinasi Covid-19 dalam simulasi di Puskesmas  [ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya]

Vaksinasi untuk tenaga kesehatan RSMH Palembang dinilai penting karena rumah sakit tersebut paling sibuk melayani pasien dari berbagai wilayah di Sumsel termasuk provinsi tetangga, sehingga tenaga kesehatan sebagai garda terdepan bisa semakin aman dari COVID-19 saat menangani pasien.

Sementara Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumsel Rizal Sanif berharap vaksinasi COVID-19 yang diprioritaskan untuk tenaga kesehatan pada tahap I akan menekan munculnya kasus positif dari kalangan dokter.

"Di Sumsel ada sekitar 3.000 orang dokter, ada 200 lebih yang positif COVID-19 dan empat diantaranya meninggal, karena memang selagi dokter itu bekerja maka dia akan rentan terpapar COVID-19," kata Rizal.

IDI Sumsel juga telah mewajibkan anggotanya untuk divaksin agar kekebalan individu dokter-dokter yang melayani pasien setiap hari lebih terlindungi sekaligus meyakinkan masyarakat jika vaksin aman digunakan.

"Masyarakat tidak usah takut, vaksin ini aman dan betul-betul kita butuhkan dalam menanggulangi COVID-19," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini