Khususnya, kalangan milenial, baik umum maupun mahasiswa. Caranya dengan membuka program magang.
“Saat ini ada empat mahasiswa yang sedang magang di Kebun Edukasi Sarah. Satu dari jurusan agronomi UGM, dan tiga orang dari fakultas pertanian Universitas Sriwijaya,” kata Avidia Ariyansyah atau akrab disapa David, Kepala Kebun Edukasi Sarah.
Program magang secara formal dilangsungkan selama 16 hari.
Secara tak formal, meski telah melewati 16 hari, peserta magang dibolehkan untuk terus belajar dan berpraktik bersama di Kebun Edukasi Sarah.
Baca Juga:Sarang Ular Cobra Ditemukan di Banyuasin, Isinya Mengejutkan
Selama proses magang, mereka dipandu untuk memahami dasar-dasar pertanian alami yang mungkin mengilhami kaum milenial untuk menyukai kegiatan pertanian.
Avidia mengaku program magang ini mulai banyak diminati. Meski demikian mengingat situasi pandemi, dilakukan pembatasan maksimal lima orang peserta magang.
Kampus Merdeka
Andin, mahasiswa agronomi Universitas Gajah Mada, mengaku tertarik magang di Kebun Edukasi Sarah sejak perkuliahan dilakukan secara daring.
“Selain untuk menambah pengetahuan, program magang ini membantu saya melakukan praktikum mandiri,” katanya.
Baca Juga:Vaksinasi 14 Januari, Ini Pendistribusian 30.000 Dosis Tahap Awal Sumsel
Guru besar dengan bidang keahlian Biologi dan Kesuburan Tanah di Fakultas Pertanian Universitas Siriwijaya, Prof. Nuni Gofar, menyambut penuh program magang di Kebun Edukasi Sarah ini.