SuaraSumsel.id - Komoditi gula aren ternyata mampu memberikan kehidupan di tengah situasi pandemi saat ini.
Hal ini dibuktikan dengan usaha yang dirintis Wak Uban. Dengan merk gula aren Wak Uban, ternyata mampu berproduksi selama satu bulan terakhir.
Mesi saat sebagian orang berupaya untuk bertahan hidup dengan berbagai cara, hingga tidak sedikit yang mengalami pemutusan hubungan kerja, gula aren di Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan ini memberikan kehidupan baru.
Gula aren yang diproduksi dengan teknik pembuatan yang masih tradisional diawali dengan menyadap air pohon aren. Nira hasil sadapan kemudian direbus selama 4-5 jam tergantung banyaknya yang dimasak di tungku perapian.
Baca Juga:Curah Hujan Meningkat, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Banjir
Saat air nira sudah berubah warna ke merah-merahan, kemudian diambil sedikit lalu dimasukan ke dalam air untuk memastikan tingkat kematangan.
Nilawati, Pengerajin gula aren menyebutkan satu pohon aren bisa menghasilkan 1 kg gula aren.
"Ada 1200 batang pohon aren di perkebunan dengan luas lima Ha ini. Sudah 7 batang pohon yang dipanen dan diolah menjadi gula,”ujarnya, Selasa (13/10/2020) siang.
Harga jual gula aren ini juga cukup terjangkau. Untuk 1 kgnya dijual Rp30.000. Dalam seharinya, gula aren Wak Uban menghasilkan 5 kg gula aren.
Usaha pembuatan gula aren dapat membantu masyarakat yang terdampak pada saat situasi pandemi sebab pembuatan gula aren membutuhkan tenaga perajin di setiap prosesnya.
Baca Juga:Habis Remas Buah Dada Muridnya, Guru Ngaji Ini Jadi Bulan-Bulanan
"Usaha pembuatan gula aren kini termasuk peluang usaha yang dilirik masyarakat. Proses pembuatannya memang cukup rumit. Namun jika ditekuni dan ditelateni bisa meningkatkan perekonomian, " ungkap Ketua Tim PKK Sumsel, Feby Deru.