SuaraSumsel.id - Kualitas kopi asal Pagaralam Sumatera Selatan semakin dipromosikan.
Salah satunya yakni kopi robusta milik petani Dewi Sekopi Basemah, Desa Agung Lawangan, Kecamatan Dempo Utara, Kota Pagaralam tengah mengikuti kontes makanan pangan di Paris, Prancis.
Keikutsertaan kopi Sumsel dalam kontes AVPA Paris ini, dikatakan Dewan Kopi Sumsel, M Zain Ismed sangat menguntungkan. Kopi Sumsel yang lebih dominan berjenis robusta akan diuji sekaligus dikenalkan ke dunia.
“Apalagi itu di Paris, negara benua Eropa yang hampir semua warganya penikmat kopi. Namun mereka terbiasa atau lebih banyak minum kopi Arabika Brazil. Kali ini, kita bawa kopi robusta guna mengenalkan kopi dengan citarasa yang juga baik,” ujarnya dihubungi SuaraSumse.id, Rabu (7/10/2020).
Baca Juga:Kenapa UU Cipta Kerja Ditolak Pekerja, Ini 5 Kerugiannya
Kontes makanan pangan di Paris ini ialah kontes makanan pangan termasuk minuman kopi yang akan mendapatkan penilaian mengenai kualitasnya.
Dengan dinilai oleh lembaga independen dan memiliki kredibilitas internasional, kopi asal Pagaralam Sumsel akan lebih mudah dipromosikan nantinya,
“Jika selama ini, kita banyak ikut pameran. Tetapi pamerannya sebatas transaksi jual beli kopi, kali ini untuk pertama kali kita uji dan konteskan. Dengan penilaiannya, kita akan mengetahui kualitas kopi Sumsel,” terang ia.
Apalagi, kopi Pagaralam Sumsel memiliki banyak keunggulan. Jenis kopi yang diikutkan dalam kontes di Paris kali ini bercitra buah dengan proses budidaya dan pasca panen yang sudah sangat baik.
“Misalnya tanaman tidak menggunakan pupuk kimia, saat penjemuran sudah menggunakan alat tertentu, bambu yang dirancang khusus. Kualitas bungkus sekaligus, promosi makin gencar dilaksanakan,” terang ia.
Baca Juga:Hadirkan Hiburan Musik, Dua Hajatan Nikah di Sumsel Dibubarkan Polisi
Kontes kopi internasional ini juga diikuti oleh kopi asal Indonesia lainnya.
Zain juga optimis kopi Pagaralam asal Sumsel akan mampu bersaing dan mendapatkan penghargaan di ajang tersebut.
Mengingat kualitas kopi robusta asal Sumsel juga sudah makin dikenal. Dengan luas tanam mencapai 90% berupa kopi robusta, maka Sumsel harusnya juga lebih percaya diri dengan kopi yang dominan atau mayoritas dimiliki.
“Kenggulan kopi itu banyak secara kualitas misalnya tidak asam, sedikit pahim, sekaligus harganya yang sangat terjangkau,” tutup ia.