Menarik, Kapal Arka Kinari Selesaikan Misi Pelayaran Jalur Rempah

Kapal Arka Kinara selesaikan misi pelayaran jalur rempah.

Tasmalinda
Senin, 21 September 2020 | 09:40 WIB
Menarik, Kapal Arka Kinari Selesaikan Misi Pelayaran Jalur Rempah
Kapal Arka KInari (Dok.TerasMaluku)

SuaraSumsel.id - Setelah setahun mengarungi tiga benua, Amerika, Eropa dan Asia, kapal yang dimiliki pasangan suami istri musisi internasional, Arka Kinari akhirnya tiba di titik nol jalur rempah, Banda Naira.

Pejalanan Arka Kinari ialah pelayanan dengan misi integrasi budaya dan alam sekaligus menelusuri yang disebut jalur rempah selama ini. Pasangan suami istri, Grey dan Nova merupakan pasangan yang berbeda kewarganegaraan.

Grey warga Spayol sedangkan Nova ialah perempuan asal kota Malang, Jawa Timur, keturunan Bugis, Sulawesi selatan di Rotterdam, Belanda.

Grey dan Nova memberi nama kapal Arka Kinari yang berarti bertahan hidup.

Baca Juga:Tambah 71 Pasien Baru, Pasien Positif Covid 19 di Sumsel Capai 5.420 Orang

“Arka adalah kapal, sedangkan Kinari dalam militologi Hindu yang berarti bertahan hidup. Arka Kinari artinya kami bertahan hidup dalam kapal," ungkap Nova usai tiba di Banda Naira dan disambut hangat oleh warga, akhir pekan lalu, (19/20/2020).

Kapal Arka Kinari bertolak dari Rotterdam, Belanda pada 23 Agustus 2019. Mereka menempuh perjalanan dengan menyinggahi pulau-pulau lintas negara dan benua.

Arka Kinari Tiba di Titik Nol Jalur Rempah. (Dok: TerasMaluku)
Arka Kinari Tiba di Titik Nol Jalur Rempah. (Dok: TerasMaluku)

Di setiap pulau yang disinggahi, Grey dan Nova bersama awak Arka Kinari melakukan pementasan seni dan budaya, bersosialisasi guna menyampaikan pesan merawat bumi dan laut, seperti tidak membuang sampah di laut.

 "Misi pelayaran dari Belanda ialah berbagi ilmu tentang seni dan budaya, serta menjaga alam. Dalam program jalur rempah ini guna mengedukasi Indonesia pentingnya pertukaran seni dan budaya itu," kata Nova.

Nova mengakui pelayaran kapal ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Mereka sempat tertahan di Guam, sebuah negara dalam teritori Amerika Serikat sekitar empat puluh hari untuk mengindari badai serta adanya masalah administrasi keimigrasian.

Baca Juga:Setelah Balon di Sumsel, Kini Komisioner KPUD Positif Covid 19

"Lebih dari satu tahun kita berlayar untuk sampai di sini (Banda Naira) titik nol jalur rempah. Ada jalur pendek, tapi penuh resiko karena harus lintasi wilayah bajak laut dan Samudera Hindia yang penuh badai. Karena itu pelayaran ini lama, demi Kepulauan Banda kami harus melakukan itu," ungkap Nova.

Karena situasi pandemi, kapal Arka Kinari sempat harus lego jangkar di kawasan Lava Flow, Pulau Gunung Api Kepulauan Banda.

Seluruh awak kapal berjumlah delapan orang dari berbagai negara ini menjalani rapid tes dan dinyatakan tidak reaktif akan virus.

Barulah, pada Sabtu (19/9/2020), warga Banda Naira menyambut kedatangan kapal layar Arka Kinari secara adat.

Penyambutann kapal Arka KInari oleh warga setempat (Dok.Teras Maluku)
Penyambutann kapal Arka KInari oleh warga setempat (Dok.Teras Maluku)

Prosesi penyambutan dilakukan dengan kora-kora adat dan cakalele Kampung Fiat, Negeri Kampung Baru dari pintu masuk Teluk Banda Naira.

Saat penyambutan kapal, pemilik kapal Grey Filastine warga Spanyol dan Nova Ruth, warga Indonesia langsung naik kora-kora adat dan berdayung bersama warga hingga ke darat.

Kapal Layar Arka Kinari kemudian lego jangkar di Pantai Banda Naira. Begitu tiba di darat, pemilik kapal dan kapten Kapal Arka Kinari, Ben Blankenship dengan awaknya disambut tarian adat cakalele Kampung Fiat.

"Saya tidak bisa berkata-kata atas penyambutan warga Banda kepada kami, indah sekali. Dan kami merasa sangat dihargai kedatangannya. Sebuah pengalaman berharga, entah kapan bisa terulang lagi. Terima kasih telah menyiapkan sebuah penyambutan yang begitu indah," tutup Nova yang didaampingi suaminya.

Dalam keterangan persnya, Direktorat Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud RI, Hilman Farid mengungkapkan, pelayaran kapal Arka Kinari guna menulusuri jalur rempa dari Eropa hingga Indonesia.

Program lalur rempah adalah sebuah program rekonstruksi budaya yang membentuk budaya bahari di Nusantara, menuju pengakuan sebagai Warisan Dunia UNESCO.

"Program Jalur Rempah mengangkat “Outstanding Universal Value” dan “Diplomasi Budaya”; dimana rekonstruksi hubungan antar budaya, masyarakat dan peradabannya akan memperlihatkan ketersambungan satu dengan lainnya. Salah satu kegiatan dalam rekonstruksi ini adalah napak tilas dengan melakukan pelayaran membawa misi budaya," kata Hilman Sabtu (19/9/2020).

Kapal Arka KInari (Dok.TerasMaluku)
Kapal Arka KInari (Dok.TerasMaluku)

Ia menjelaskan, Arka Kinari adalah sebuah kapal yang melakukan pelayaran dengan misi intergrasi budaya dan alam. Kepedulian akan budaya dan alam menjadi pesan kuat yang selalu disampaikan di setiap kegiatan Arka Kinari saat berkeliling dunia.

Keberadaan Arka Kinari di Indonesia kali ini adalah berkolaborasi dengan Program Jalur Rempah, yang menyinggahi sejumlah titik yakni Sorong, Papua Barat, Banda Naira, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Selayar dan Makassar, Sulawesi Selatan dan Benoa Bali.

"Diharapkan program ini dapat menjadi dokumentasi yang akan menjadi pembelajaran untuk menyiapkan kegiatan pelayaran budaya yang lebih besar di titik dan simpul jalur rempah dalam dan luar negeri yang rencananya akan dimulai 2021," ungkap Hilman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini