Kini, setelah lebih dari 15 tahun kematiannya, nama Munir dianggap sebagai sosok yang memudahkan para generasi muda untuk menerjemahkan gagasan konsep HAM yang universal dalam pengalaman orang-orang Indonesia.
Grafiti wajah Munir bahkan kerap kali hadir di pojok-pojok kota, jalanan, hingga kaos yang akan terus berlipat ganda di masa mendatang.
Sosok Munir memang tidak akan pudar ditelan waktu.
Baca Juga:Raffi Tewas Dianiaya Sekelompok Orang di Kemayoran Lama