Tasmalinda
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:24 WIB
ilustrasi tren Fintech.
Baca 10 detik
  • Industri fintech Indonesia diprediksi memasuki fase baru pada 2026, bergerak menuju layanan cerdas dan terintegrasi.
  • AI Finansial akan dominan memprediksi kebutuhan, memberi peringatan risiko, dan rekomendasi keuangan personal pengguna.
  • Layanan keuangan akan terintegrasi (embedded) di aplikasi harian, diperkuat oleh keamanan biometrik dan fokus ESG.

SuaraSumsel.id - Industri teknologi finansial atau fintech di Indonesia diperkirakan akan memasuki fase baru pada 2026. Setelah beberapa tahun terakhir didominasi oleh e-wallet, QRIS, dan paylater, arah perkembangan fintech kini bergerak ke layanan yang lebih cerdas, personal, dan terintegrasi dengan kebutuhan sehari-hari masyarakat.

Perubahan perilaku pengguna, kemajuan teknologi, serta dorongan regulasi menjadi faktor utama yang membentuk tren baru tersebut.

Jumlah pengguna internet yang besar, penetrasi smartphone tinggi, serta meningkatnya literasi keuangan membuat inovasi fintech lebih cepat diterima masyarakat. Tahun 2026 diprediksi menjadi momentum penting bagi lahirnya layanan keuangan digital generasi berikutnya.

Berikut tujuh tren fintech yang diperkirakan akan booming di Indonesia pada tahun 2026.

1. AI Finansial yang Lebih Personal dan Prediktif
Kecerdasan buatan akan semakin dominan dalam aplikasi keuangan. AI tidak hanya menganalisis transaksi, tetapi juga memprediksi kebutuhan pengguna, memberi peringatan risiko, hingga menyusun rekomendasi keuangan secara personal berdasarkan kebiasaan pengguna.

2. Embedded Finance di Aplikasi Harian
Layanan keuangan diprediksi semakin menyatu dengan aplikasi non-keuangan seperti e-commerce, transportasi online, hingga platform gaya hidup. Pengguna bisa mengakses pembayaran, pinjaman, atau asuransi tanpa harus berpindah aplikasi.

3. WealthTech Ramah Investor Pemula
Aplikasi investasi akan semakin fokus pada edukasi dan kemudahan. Fitur simulasi, robo advisor, serta visualisasi risiko akan menjadi standar agar investor pemula bisa berinvestasi dengan lebih aman dan terarah.

4. Asuransi Digital yang Fleksibel
InsurTech diperkirakan berkembang ke arah produk mikro dan berbasis kebutuhan. Asuransi harian, berbasis aktivitas, atau jangka pendek akan semakin diminati karena lebih terjangkau dan mudah diakses.

5. Pembayaran Digital Lintas Negara
Fintech pembayaran akan memperkuat layanan transaksi internasional dengan biaya lebih murah dan proses lebih cepat. Tren ini akan sangat membantu UMKM, pekerja lepas, dan pelaku ekonomi digital Indonesia yang terhubung dengan pasar global.

Baca Juga: Belanja APBD Sumsel Lebih Kencang dari Nasional tapi Kenapa Pendapatan Masih Tertinggal?

6. Green Fintech dan Keuangan Berkelanjutan
Kesadaran lingkungan mendorong lahirnya produk fintech berbasis ESG. Investasi hijau, pembiayaan ramah lingkungan, dan pelacakan jejak karbon diprediksi menjadi nilai tambah yang dicari generasi muda.

7. Keamanan Digital Berbasis Biometrik
Ancaman kejahatan siber mendorong penguatan sistem keamanan. Autentikasi biometrik seperti sidik jari, pengenalan wajah, hingga analisis perilaku pengguna akan semakin umum digunakan untuk melindungi transaksi digital.

Tren fintech 2026 menunjukkan bahwa layanan keuangan digital tidak lagi sekadar soal kemudahan transaksi, tetapi juga tentang keamanan, edukasi, dan keberlanjutan. Pengguna yang memahami arah perkembangan ini lebih awal akan memiliki keuntungan dalam memanfaatkan teknologi keuangan secara bijak dan optimal di masa depan.

Load More