-
Kilang Pertamina RU III Plaju menjadi simbol ketangguhan energi nasional di tepian Sungai Musi.
-
Sistem Pertamina One menyatukan kilang, logistik laut, dan distribusi energi dalam satu nadi efisiensi.
-
Para pekerja Plaju menjaga agar nyala energi negeri tetap hidup dari laut hingga dapur rakyat.
Sungai Musi, yang sejak abad ke-7 menjadi urat nadi perdagangan Sriwijaya, kini kembali memikul peran yang sama yakni menjadi jalur penghubung kehidupan. Jika dulu kapal-kapal membawa damar, rotan, dan rempah, kini kapal tanker mengangkut minyak mentah, tentu sama-sama simbol kemakmuran.
“Semangat maritim itulah yang membuat Plaju istimewa. Kami tidak hanya bicara tentang minyak, tapi juga tentang karakter. Dari Sungai Musi, kami belajar ketangguhan dan kerja sama. Itulah yang membuat sistem ini hidup,” ucapnya..
Kilang ini adalah saksi sejarah panjang perjalanan energi Indonesia yakni dari era kolonial, masa nasionalisasi, hingga kini menjadi pionir transformasi hijau. Seperti halnya Sriwijaya dulu menjadi poros perdagangan Asia Tenggara, Plaju kini menjadi poros distribusi energi yang menjaga keseimbangan nasional.
Jejak Hijau Plaju
Transformasi Plaju tidak berhenti pada efisiensi sistem. Di bawah kebijakan energi nasional yang kini diarahkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, RU III menjadi bagian dari proyek strategis dekarbonisasi nasional.
Dalam pidatonya di Sidang Umum PBB 2025, Presiden menegaskan jika Indonesia memilih untuk bertindak nyata menghadapi perubahan iklim. "Kami akan menanam kembali hutan, memberdayakan masyarakat dengan pekerjaan hijau, dan membangun kemandirian energi berbasis sumber daya nasional," ucap Prabowo.
RU III Plaju menjawab seruan itu dengan langkah konkret. Melalui program Waste Heat Recovery dan Zero Flaring, kilang ini menurunkan emisi hingga 300 ribu ton CO per tahun, sementara sistem Digital Energy Management menghemat lebih dari 5 juta gigajoule energi.
Tak hanya itu, Plaju kini menjadi bagian dari pengembangan Green Refinery Program, memproses minyak sawit murni (RBDPO) bersama crude oil untuk menghasilkan Green Gasoline dan Biosolar B-40. Inilah bukti bahwa kilang bersejarah bisa bertransformasi menjadi kilang masa depan, tanpa kehilangan akarnya pada sejarah. “Kilang ini harus relevan di masa depan. Dan relevansi itu bukan soal umur, tapi soal kemampuan beradaptasi,” ujarnya menegaskan.
Di luar pagar kilang, Sungai Musi terus mengalir. Arusnya membawa kisah lama tentang kejayaan dan ketekunan. Dan kini, di tepian sungai yang sama, generasi baru Plaju menulis kisahnya sendiri, bukan dengan layar dan angin, tapi dengan pipa, sensor, dan api.
Baca Juga: Menebus Jejak Karbon: Api yang Kini Menyembuhkan Bumi
Malam turun di Plaju. Lampu-lampu di menara distilasi menyalakan langit Palembang. Di kejauhan, cahaya dari flare stack menari lembut seperti obor Sriwijaya yang terus menyala. Di dermaga, kapal kecil bersandar, membawa kiriman crude terakhir hari itu. Suara mesin, radio komunikasi, dan debur sungai berpadu dalam harmoni yang hanya dikenal oleh mereka yang bekerja di dunia energi.
Plaju bukan sekadar lokasi industri. Ia adalah rumah dari semangat manusia yang tidak kenal lelah, dari para teknisi, operator, pelaut, hingga petugas keamanan yang memastikan api di menara itu tetap menyala. “Selama api itu hidup, kami tahu negeri ini masih punya harapan,” pungkas Siti.
Energi yang diolah di Plaju bukan sekadar angka dalam laporan produksi. Ia adalah nyala yang menerangi dapur rakyat, rumah nelayan, bengkel, sekolah, dan kapal di tengah laut. Dari pipa-pipa baja yang berdenyut, mengalir bukan hanya minyak, tapi juga nilai kemanusiaan.
Dulu Sriwijaya menjaga kejayaan lewat jalur rempah. Kini Plaju menjaga keberlanjutan lewat jalur energi dan seperti Sungai Musi yang tak pernah berhenti mengalir, semangat itu pun tak pernah padam. Di tepian sungai inilah, Indonesia menatap masa depan dengan api yang menerangi kehidupan.
Tag
Berita Terkait
-
Menebus Jejak Karbon: Api yang Kini Menyembuhkan Bumi
-
Saat Energi Menetes Jadi Madu: Dari Hulu Migas ke Hulu Kehidupan
-
Dari Kilang ke Dapur Rakyat: Inovasi Kurangi Asap, Tingkatkan Harapan
-
Perkuat Sinergi, PGE Lumut Balai Dukung Jurnalis Lewat Media Engagement 2025
-
Lewat Inovasi GASPOL, PHE Jambi Merang Torehkan Prestasi di Ajang APQO 2025
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
Haru dari Hutan Sumsel: Bayi Gajah Betina Lahir Sehat, Mama Ronika Setia Mendampingi
-
Dari Purwokerto untuk Indonesia, Jejak 130 Tahun BRI Memberdayakan Rakyat
-
Bank Sumsel Babel Perkuat Gerakan Hijau Lewat Program 1 Tree 1 Employee
-
5 Kesalahan Investor Pemula di Aplikasi Saham untuk Cegah Rugi Terus
-
Cara Aktivasi MFA ASN Digital BKN, Panduan Step by Step Login di asndigital.bkn.go.id