Tasmalinda
Senin, 15 Desember 2025 | 15:16 WIB
kelahiran gajah Sumatera di Padang Sugihan
Baca 10 detik
  • Bayi gajah Sumatera betina lahir sehat di PKG Jalur 21 Padang Sugihan pada Rabu dini hari, 4 Desember 2025.
  • Bayi gajah dengan bobot 89 kilogram segera berdiri dan menyusu, induknya Mama Ronika juga dalam kondisi stabil.
  • Kelahiran ini menambah total gajah jinak di Padang Sugihan menjadi 29 individu, menandakan sukses konservasi.

SuaraSumsel.id - Kabar menggembirakan datang dari Pusat Konservasi Gajah (PKG) Jalur 21 Padang Sugihan, Sumatera Selatan. Seekor bayi gajah Sumatera berjenis kelamin betina lahir dalam kondisi sehat pada Rabu dini hari, 4 Desember 2025, membawa harapan baru bagi upaya pelestarian satwa dilindungi tersebut.

Proses kelahiran berlangsung secara alami di kawasan konservasi Padang Sugihan, diperkirakan terjadi antara pukul 00.00 hingga 03.00 WIB.

Bayi gajah ini lahir dari induk betina bernama Mama Ronika, dengan indukan jantan Papa Gapula. Saat pertama kali dilahirkan, bobot tubuhnya tercatat sekitar 89 kilogram. Kondisi fisiknya dinilai sangat baik karena tak lama setelah lahir, bayi gajah tersebut sudah mampu berdiri dan langsung menyusu kepada induknya.

Pasca-melahirkan, kondisi Mama Ronika juga terpantau stabil. Induk gajah ini menunjukkan pernapasan yang teratur, responsif terhadap kehadiran dokter hewan dan mahout, serta tidak menampakkan tanda-tanda stres.

Naluri keibuannya terlihat kuat sejak awal, ditunjukkan dengan cara ia dengan tenang membimbing anaknya untuk menyusu dan menjaga kedekatan fisik. Ikatan induk dan anak pun terbentuk secara optimal sejak jam-jam pertama kelahiran.

Tim dokter hewan dan mahout PKG Jalur 21 langsung melakukan pemantauan intensif setelah kelahiran. Pemeriksaan kesehatan dilakukan secara menyeluruh untuk memastikan kondisi bayi gajah tetap stabil, mulai dari pengamatan suhu tubuh, pernapasan, hingga respons perilaku.

Pemantauan dilakukan selama 24 jam penuh setiap hari, disertai pencatatan perkembangan fisiologis dan perilaku bayi gajah. Selain itu, lingkungan kandang dijaga agar tetap aman dan nyaman, sementara asupan nutrisi induk diatur secara khusus guna mendukung produksi susu sekaligus pemulihan pascamelahirkan.

Kepala Resor PKG Jalur 21 Padang Sugihan, Merius, memastikan seluruh rangkaian penanganan dilakukan sesuai standar konservasi dan kesehatan satwa. Langkah ini diambil untuk menjamin keselamatan serta kesejahteraan induk dan anak selama masa kritis pascakelahiran.

Bayi gajah yang baru lahir ini merupakan gajah jinak binaan di PKG Jalur 21. Dengan kelahiran tersebut, jumlah gajah jinak yang berada di kawasan konservasi Padang Sugihan kini bertambah menjadi 29 individu. Sementara itu, estimasi populasi gajah liar di kawasan Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) Sugihan–Simpang Heran diperkirakan mencapai sekitar 141 individu.

Baca Juga: Bank Sumsel Babel Perkuat Gerakan Hijau Lewat Program 1 Tree 1 Employee

Kehadiran bayi gajah baru ini semakin menegaskan peran Padang Sugihan sebagai salah satu benteng penting pelestarian gajah Sumatera di Sumatera Selatan. Lebih dari sekadar kabar bahagia, kelahiran ini menjadi simbol keberhasilan kerja konservasi yang dilakukan secara konsisten melalui kolaborasi antara tenaga medis satwa, mahout, dan pengelola kawasan.

Di tengah tantangan penyusutan habitat dan potensi konflik antara satwa dan manusia, setiap kelahiran gajah menjadi penanda harapan akan keberlanjutan spesies ini di alam. Dukungan berkelanjutan, baik melalui edukasi publik maupun perlindungan habitat, tetap menjadi kunci agar kabar baik serupa terus hadir di masa mendatang.

Load More