Tasmalinda
Selasa, 21 Oktober 2025 | 17:45 WIB
Lurah Talang Betutu Dian Pradana Putra
Baca 10 detik
  • Seorang warga Palembang diusir saat mengurus surat untuk mushola di kantor lurah.

  • Video kejadian itu viral dan memicu kemarahan warganet di media sosial.

  • Wali Kota Palembang turun tangan dan berjanji memberi sanksi pada aparat yang tidak melayani dengan baik.

SuaraSumsel.id - Video berdurasi dua menit yang memperlihatkan seorang perempuan diusir dari kantor lurah di Palembang viral di media sosial. Perempuan itu diketahui bernama Rumala Dewi (52), warga Kelurahan Talang Betutu, Kecamatan Sukarami, Kota Palembang.

Ia datang ke kantor kelurahan Talang Betutu untuk mengurus surat keterangan pemasangan meteran listrik bagi mushola di lingkungannya. Namun, bukannya mendapat pelayanan yang ramah, Rumala justru mengalami perlakuan yang tidak pantas dari seorang pria yang diduga pejabat lurah setempat.

Dalam video yang kini ramai dibagikan di berbagai platform, terdengar suara Rumala dengan nada kecewa dan lirih mengatakan, “Ya Allah Pak Lurah, kamu itu pelayan masyarakat. Apalagi ini untuk mushola.”

Namun, bukannya dijawab dengan penjelasan, suara pria dalam video terdengar memerintah agar ia keluar dari ruangan dengan berkata, “Nak dibantu cakmano, sekarang keluarlah. Tunggu di luar bae.”

Peristiwa ini sontak menimbulkan gelombang reaksi dari publik. Banyak warganet mengecam sikap oknum lurah tersebut dan mempertanyakan etika aparatur sipil dalam melayani masyarakat.

Tagar “Pak Lurah” pun sempat menjadi trending di beberapa platform lokal, menandakan bahwa publik menaruh perhatian besar terhadap kasus ini. Bagi sebagian warga, peristiwa tersebut dianggap mencerminkan wajah pelayanan publik yang masih jauh dari kata ideal.

Padahal, masyarakat datang ke kantor kelurahan dengan harapan mendapatkan pelayanan yang cepat, ramah, dan manusiawi. Kejadian ini menjadi sorotan karena bukan hanya soal administrasi yang tertunda, melainkan soal martabat warga yang seolah diabaikan oleh pelayan publiknya sendiri.

Menanggapi viralnya video tersebut, Wali Kota Palembang Ratu Dewa turun tangan. Ia meminta klarifikasi dari pihak kecamatan dan kelurahan yang bersangkutan serta menegaskan bahwa pelayanan publik harus dilakukan dengan sabar, santun, dan profesional.

“Pelayanan publik adalah wajah pemerintah di mata masyarakat. Maka setiap aparatur wajib melayani dengan hati, bukan dengan amarah,” ujar Ratu Dewa dalam video akunnya.

Baca Juga: Singapura Tanam Rp3,52 Triliun di Sumsel, Bukti Investor Global Kian Percaya pada Daerah Ini

Ia juga menegaskan, apabila ditemukan pelanggaran etika atau disiplin, akan ada tindakan tegas terhadap pejabat yang bersangkutan. Langkah cepat pemerintah kota ini mendapat apresiasi luas dari warga yang menilai bahwa respons cepat semacam ini diperlukan agar kepercayaan publik terhadap pemerintah tetap terjaga.

Di sisi lain, sejumlah tokoh masyarakat menilai bahwa kejadian ini harus dijadikan momentum untuk melakukan pembenahan menyeluruh terhadap budaya pelayanan publik. Mereka berharap agar para aparatur di tingkat kelurahan maupun kecamatan mendapat pelatihan etika komunikasi, empati, dan manajemen pelayanan.

Pelayanan publik, menurut mereka, bukan hanya soal menandatangani berkas, melainkan tentang cara memperlakukan manusia dengan rasa hormat dan tanggung jawab. Kejadian di Talang Betutu menjadi pelajaran bahwa satu tindakan kecil dari seorang aparatur bisa berdampak besar terhadap citra pemerintahan secara keseluruhan.

Kini, suasana di Kelurahan Talang Betutu mulai kembali tenang, namun jejak peristiwa itu masih ramai diperbincangkan. Banyak warga berharap Rumala Dewi mendapatkan permintaan maaf secara langsung, dan bahwa kejadian serupa tidak akan terulang lagi di tempat lain.

Di tengah derasnya arus digital dan keterbukaan informasi, kamera ponsel kini menjadi saksi sekaligus alat kontrol sosial. Kejadian ini menjadi pengingat keras bahwa pelayanan publik tak hanya soal prosedur, tetapi tentang hati yang melayani, karena pada akhirnya, pemerintah yang benar-benar kuat adalah pemerintah yang dipercaya rakyatnya.

Load More