SuaraSumsel.id - Provinsi Sumatera Selatan kembali dikepung ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel mencatat, sepanjang Agustus 2025 terjadi 394 kejadian karhutla yang tersebar di sejumlah kabupaten.
Kabid Penanganan BPBD Sumsel, Sudirman, menyebut Kabupaten Ogan Ilir menjadi daerah dengan kasus terbanyak, yakni 106 kejadian. Disusul Musi Banyuasin (77 kejadian), Ogan Komering Ilir (50 kejadian), Banyuasin (49 kejadian), Muara Enim (37 kejadian), PALI (29 kejadian), serta Musi Rawas (17 kejadian).
“Karhutla di Sumsel cukup terbantu dengan adanya hujan yang masih turun beberapa kali di sejumlah wilayah. Hujan itu membantu menurunkan jumlah hotspot yang terdeteksi,” kata Sudirman di Palembang, Selasa (2/9).
Hotspot Menurun, Ancaman Belum Usai
Meski jumlah kejadian masih ratusan, tren titik panas atau hotspot di Sumsel menunjukkan penurunan. Pada Agustus, BPBD mendeteksi 489 titik panas, jauh lebih rendah dibandingkan 1.321 titik pada Juli 2025.
Secara akumulasi sejak Januari hingga Agustus, total hotspot yang tercatat di Sumsel mencapai 3.336 titik. Angka ini menjadi indikator bahwa potensi karhutla masih tinggi, terutama saat kemarau belum sepenuhnya berakhir.
Strategi Penanganan: Dari Udara Hingga Darat
Upaya pencegahan dan penanganan terus dilakukan BPBD bersama TNI, Polri, dan instansi terkait. Sejumlah langkah yang digencarkan di antaranya:
- Patroli udara menggunakan helikopter.
- Water bombing ke area dengan titik api besar.
- Ground check ke lokasi rawan, terutama di lahan gambut.
Namun, Sudirman menegaskan, meski jumlah hotspot turun, kewaspadaan tidak boleh kendor. “Musim kemarau masih berlangsung hingga September, jadi risiko karhutla tetap ada. Kita harus tetap siaga penuh,” ujarnya.
Baca Juga: 63 Murid SD Keracunan Usai Santap MBG di OKI, Ini Fakta dan Respons Pemerintah
Karhutla di Sumsel bukanlah persoalan baru.
Hampir setiap tahun, wilayah ini menjadi sorotan nasional karena luasnya area gambut yang mudah terbakar.
Selain merusak ekosistem dan kesehatan masyarakat akibat asap, kejadian berulang ini juga mengancam aktivitas ekonomi, pendidikan, hingga transportasi udara.
Para pakar lingkungan menilai, solusi jangka panjang harus lebih dari sekadar pemadaman. Penegakan hukum terhadap pembakar lahan, edukasi masyarakat, serta pengelolaan lahan berkelanjutan dinilai sebagai kunci untuk mengurangi karhutla di masa depan.
Berita Terkait
-
63 Murid SD Keracunan Usai Santap MBG di OKI, Ini Fakta dan Respons Pemerintah
-
5 Hal Penting dari Demo Mahasiswa di Palembang: Ribuan Massa, Penyusup Bersenjata, hingga Tersangka
-
Kolaborasi Bank Sumsel Babel dan Pemprov Sumsel: Bagi-Bagi Beras untuk Driver Online
-
Mereda Seketika! Momen Ketua DPRD Sumsel 'Taklukkan' Mahasiswa dari Mobil Komando
-
Gelombang Kedua Datang, Massa Mahasiswa Justru Terbelah di Gedung DPRD Sumsel
Terpopuler
- Sahroni Ditemukan Tewas, Dikubur Bersama 4 Anggota Keluarganya di Halaman Belakang Rumah
- Hanya Main 8 Menit di Utrecht, Miliano Jonathans Batal Ambil Sumpah WNI
- Jam Tangan Rp11,7 M Ahmad Sahroni Dikembalikan, Ibu Penjarah: Saya Juga Bingung Cara Pakainya
- Netizen Berbalik Kasihan ke Uya Kuya, Video Joget Kegirangan Gaji Rp 3 Juta Sehari Ternyata Editan
- Pastikan Gelar Demo 2 September 2025, BEM SI Bawa 11 Tunturan 'Indonesia Cemas', Ini Isinya
Pilihan
-
Buang Peluang! Timnas Indonesia U-23 Ditahan Laos
-
Dulu Dicibir Soal Demo, Sekarang Cinta Laura Jadi 'Suara Hati' Netizen
-
Kick Off Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-23 vs Laos
-
Karier Berliku Adrian Wibowo: Dari Galang Dana Rp39 Juta Hingga Dipanggil Timnas Indonesia
-
3 Rekomendasi HP MediaTek Helio G200, Murah tapi Gahar!
Terkini
-
Viral di Pagaralam: Ratusan Kucing Disembelih, Dagingnya Dijual Keliling Kota Bikin Warga Syok
-
394 Kasus Karhutla Hantui Sumsel Sepanjang Agustus, Ogan Ilir Jadi Episentrum Api
-
Dana Kaget Hari Ini: Klaim Saldo Gratis Hingga Rp500 Ribu dengan Link Resmi
-
Mau Masak Lebih Irit? Ada Promo Alfamart-MyPertamina Diskon Bright Gas Rp10.000
-
Cashback Besar-Besaran! Promo Susu Hebat Alfamart 1-15 September 2025 Wajib Kamu Ikuti