Tasmalinda
Kamis, 04 Desember 2025 | 17:41 WIB
pengusaha haji halim Palembang
Baca 10 detik
  • Terdakwa mafia tanah Tol Betung–Tempino, Haji Alim, hadir di PN Palembang pada Kamis (4/12/2025) dengan kondisi lemah memakai oksigen.
  • Jaksa mendakwa Haji Alim terlibat korupsi pembebasan lahan tol, menyebabkan kerugian negara diperkirakan mencapai Rp127 miliar.
  • Pendukung memadati pengadilan untuk memberikan dukungan moral dan memastikan kondisi kesehatan terdakwa selama sidang perdana.

SuaraSumsel.id - Suasana Pengadilan Negeri Kelas IA Khusus Palembang mendadak mencekam, Kamis (4/12/2025). Terdakwa kasus dugaan mafia tanah proyek Tol Betung–Tempino, KMS H. Abdul Halim Ali atau Haji Alim, hadir di ruang sidang dalam kondisi lemah dan harus dibantu tabung oksigen. Ia tiba menggunakan ambulans, langkahnya dipapah petugas, membuat semua mata yang hadir langsung tertuju kepadanya.

Sejak pagi, ratusan pendukung sudah memadati halaman dan lorong pengadilan. Spanduk dukungan terbentang, doa-doa dilantunkan, dan sebagian terlihat menahan haru saat ambulans putih memasuki pekarangan PN Palembang. Mereka ingin memastikan sosok yang selama ini dikenal sebagai dermawan dan pengusaha terpandang di Palembang menjalani sidang dalam kondisi aman dan dengan perlakuan manusiawi.

Setibanya di ruang sidang, suasana langsung berubah tegang. Jaksa Penuntut Umum membacakan dakwaan yang menyebut Haji Alim diduga terlibat korupsi dan pemalsuan dokumen terkait pembebasan lahan proyek tol strategis nasional tersebut. Nilai kerugian negara yang disebut dalam dakwaan mencapai sekitar Rp127 miliar. Para pengunjung sidang tampak terdiam mendengar angka fantastis itu diumumkan.

Meski begitu, pihak kuasa hukum langsung menegaskan bahwa dakwaan tersebut masih menyimpan banyak kejanggalan. Mereka menyatakan memiliki bukti bahwa patok Badan Pertanahan Nasional justru berada di lahan HGU milik klien mereka. Bagi tim pembela, hal itu menjadi indikasi bahwa tuduhan mengandung kekeliruan fatal yang harus diuji di persidangan lanjutan. Di luar ruang sidang, pernyataan ini memantik bisik-bisik panjang di antara massa yang menunggu hasil sidang.

Drama tidak berhenti pada pertarungan dakwaan. Kondisi kesehatan Haji Alim menjadi perbincangan serius. Ia terlihat beberapa kali menarik napas melalui selang oksigen, sementara tim medis berjaga di luar ruangan jika sewaktu-waktu diperlukan tindakan darurat. Banyak pendukung yang mengaku khawatir, sekaligus berharap bahwa majelis hakim mempertimbangkan faktor kesehatan dalam proses persidangan.

Meski agenda persidangan berlangsung lancar dan tertib, intensitas emosi di gedung pengadilan tidak surut hingga sidang ditutup. Massa enggan membubarkan diri, seolah masih ingin memastikan keadaan Haji Alim hingga ia kembali dibawa ke ambulans. Beberapa orang bahkan terlihat menangis saat ambulans perlahan meninggalkan pengadilan.

Sidang lanjutan akan digelar pekan depan dengan agenda mendengarkan jawaban kuasa hukum atas surat dakwaan. Publik tampaknya masih akan kembali memadati PN Palembang, karena kasus ini bukan sekadar perkara korupsi biasa, ini adalah drama hukum yang menggabungkan kekuasaan, kekayaan, kesehatan, dan simpati publik dalam satu panggung.

Apakah angka Rp127 miliar itu akan terbukti di persidangan? Atau justru akan terungkap fakta besar lain yang selama ini belum terlihat? Semua mata kini tertuju ke ruang sidang PN Palembang, menunggu babak berikutnya.

Baca Juga: Borong Penghargaan Nasional, HLM Sumsel-BI Mantapkan Roadmap Stabilitas Harga 2026

Load More