- Aksi mahasiswa di DPRD Sumsel berlanjut dengan hadirnya aliansi Cipayung Plus
- Berbeda dengan aksi sebelumnya, gelombang kedua mahasiswa tidak sepenuhnya solid.
- Situasi massa yang terbelah menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan perjuangan mahasiswa.
SuaraSumsel.id - Perjuangan mahasiswa di Sumatera Selatan memasuki babak baru yang tak kalah panas.
Setelah gelombang pertama berhasil "menguasai" halaman dewan, kini gelombang kedua yang dimotori oleh aliansi Cipayung Plus datang untuk kembali mengepung Gedung DPRD Sumsel.
Namun, pemandangan kali ini berbeda dan menyimpan potensi bahaya bagi perjuangan mereka sendiri.
Massa aksi justru terlihat terbelah di depan gerbang, menciptakan sebuah drama baru yang mengancam soliditas gerakan.
Berbeda dari aksi sebelumnya, gelombang kedua ini dimotori oleh kelompok Cipayung Plus, sebuah aliansi yang terdiri dari organisasi-organisasi mahasiswa ekstra kampus (ormek) besar seperti HMI, PMII, GMNI, dan lainnya.
Kehadiran mereka menunjukkan bahwa api perlawanan tidak padam, justru semakin meluas dengan bergabungnya kekuatan-kekuatan baru.
Mereka datang dengan tuntutan yang kurang lebih sama: menolak segala bentuk kebijakan yang melukai hati rakyat dan mendesak para wakil rakyat untuk menunjukkan keberpihakan yang sesungguhnya.
Terbelah di Garis Depan: Strategi Aparat atau Perpecahan Internal?
Pemandangan paling krusial dari aksi jilid II ini adalah terbelahnya massa.
Baca Juga: Barikade Polwan Ditarik, Mahasiswa Berhasil Memasuki Halaman Gedung DPRD Sumsel
Menurut laporan Sumselupdate.com-jaringan Suara.com, massa aksi dari Cipayung Plus tertahan di luar gerbang, sementara massa dari aksi sebelumnya mungkin masih berada di dalam atau memiliki titik kumpul yang berbeda.
Perpecahan ini melahirkan dua pertanyaan besar:
Apakah ini strategi aparat? Sangat mungkin pihak keamanan sengaja memisahkan dua gelombang massa ini untuk mencegah mereka bersatu menjadi kekuatan yang lebih besar dan lebih sulit dikendalikan.
Apakah ini tanda perpecahan internal? Kurangnya koordinasi antara dua aliansi besar ini bisa menjadi sinyal adanya keretakan.
Perbedaan strategi, ego kelompok, atau bahkan agenda yang sedikit berbeda bisa menjadi pemicu perpecahan yang fatal.
Apapun alasannya, massa yang terbelah adalah pemandangan yang paling diharapkan oleh pihak yang mereka lawan.
Tag
Berita Terkait
-
Barikade Polwan Ditarik, Mahasiswa Berhasil Memasuki Halaman Gedung DPRD Sumsel
-
Rektor Unsri Taufiq Marwa Turun Tangan: Silakan Aksi, Jaga Nama Almamater!
-
Massa Mulai Bergerak, Jalan Menuju DPRD Sumsel Ditutup Total: Ini Skema Lalu Lintas
-
Mahasiswa Palembang Turun ke Jalan Besok, Ini 4 Tuntutan yang Dibawa ke DPRD Sumsel
-
Malam Ini Logistik Demo Berdatangan ke DPRD Sumsel? Aksi Besar Mahasiswa Digelar Besok
Terpopuler
- 9 Potret Rumah Eko Patrio Seharga Rp150 Miliar, Ada Rooftop Pool di Lantai 4
- Kronologi Penangkapan Mahasiswa Unri Khariq Anhar di Jakarta
- Rumah Ahmad Sahroni Dijarah Massa, Bocah Pamer dapat Jam Tangan Rp 11 Miliar
- Pencabutan Artikel 'Ahmad Sahroni Minta Maaf...'
- Eko Patrio dan Uya Kuya Resmi Mundur dari Anggota DPR RI
Pilihan
-
Core Indonesia Desak Pemerintah Koreksi Total Kebijakan Ekonomi, Batalkan Pajak & Pangkas Belanja
-
Netizen Cari Raffi Ahmad yang Mendadak Hening: Mana Suaranya, A?
-
Demo Meluas Bukan karena Asing, Tapi Masalah Perut!
-
Tiga Lembaga Ekonom Kritik Pemerintah: Gelombang Demo Cerminan Gagal Kelola Ekonomi Berkeadilan!
-
Helikopter Rute Kotabaru-Palangka Raya Hilang Kontak di Area Hutan Kalimantan
Terkini
-
Mereda Seketika! Momen Ketua DPRD Sumsel 'Taklukkan' Mahasiswa dari Mobil Komando
-
Tanggal Muda Makin Manis! Dana Kaget Awal Bulan Cair untuk yang Beruntung
-
Gelombang Kedua Datang, Massa Mahasiswa Justru Terbelah di Gedung DPRD Sumsel
-
BRI Percepat Kenaikan Kelas UMKM, Ratusan Ribu Pengusaha Rasakan Manfaat KUR
-
Barikade Polwan Ditarik, Mahasiswa Berhasil Memasuki Halaman Gedung DPRD Sumsel