Tasmalinda
Senin, 01 September 2025 | 15:31 WIB
mahasiswa berorasi di gedung DPRD Sumatera Selatan
Baca 10 detik
  • Aksi mahasiswa di DPRD Sumsel berlanjut dengan hadirnya aliansi Cipayung Plus
  • Berbeda dengan aksi sebelumnya, gelombang kedua mahasiswa tidak sepenuhnya solid.
  • Situasi massa yang terbelah menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan perjuangan mahasiswa.
[batas-kesimpulan]

SuaraSumsel.id - Perjuangan mahasiswa di Sumatera Selatan memasuki babak baru yang tak kalah panas.

Setelah gelombang pertama berhasil "menguasai" halaman dewan, kini gelombang kedua yang dimotori oleh aliansi Cipayung Plus datang untuk kembali mengepung Gedung DPRD Sumsel.

Namun, pemandangan kali ini berbeda dan menyimpan potensi bahaya bagi perjuangan mereka sendiri.

Massa aksi justru terlihat terbelah di depan gerbang, menciptakan sebuah drama baru yang mengancam soliditas gerakan.

Berbeda dari aksi sebelumnya, gelombang kedua ini dimotori oleh kelompok Cipayung Plus, sebuah aliansi yang terdiri dari organisasi-organisasi mahasiswa ekstra kampus (ormek) besar seperti HMI, PMII, GMNI, dan lainnya.

Kehadiran mereka menunjukkan bahwa api perlawanan tidak padam, justru semakin meluas dengan bergabungnya kekuatan-kekuatan baru.

Mereka datang dengan tuntutan yang kurang lebih sama: menolak segala bentuk kebijakan yang melukai hati rakyat dan mendesak para wakil rakyat untuk menunjukkan keberpihakan yang sesungguhnya.

Terbelah di Garis Depan: Strategi Aparat atau Perpecahan Internal?

Pemandangan paling krusial dari aksi jilid II ini adalah terbelahnya massa.

Baca Juga: Barikade Polwan Ditarik, Mahasiswa Berhasil Memasuki Halaman Gedung DPRD Sumsel

Menurut laporan Sumselupdate.com-jaringan Suara.com, massa aksi dari Cipayung Plus tertahan di luar gerbang, sementara massa dari aksi sebelumnya mungkin masih berada di dalam atau memiliki titik kumpul yang berbeda.

Perpecahan ini melahirkan dua pertanyaan besar:

Apakah ini strategi aparat? Sangat mungkin pihak keamanan sengaja memisahkan dua gelombang massa ini untuk mencegah mereka bersatu menjadi kekuatan yang lebih besar dan lebih sulit dikendalikan.

Apakah ini tanda perpecahan internal? Kurangnya koordinasi antara dua aliansi besar ini bisa menjadi sinyal adanya keretakan.

Perbedaan strategi, ego kelompok, atau bahkan agenda yang sedikit berbeda bisa menjadi pemicu perpecahan yang fatal.

Apapun alasannya, massa yang terbelah adalah pemandangan yang paling diharapkan oleh pihak yang mereka lawan.

Load More