SuaraSumsel.id - Suasana haru sekaligus panik menyelimuti Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, pada Selasa (2/9/2025).
Sebanyak 63 murid SD mendadak jatuh sakit setelah menyantap menu dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah.
Anak-anak pada usai jam sekolah, tiba-tiba mengalami gejala mual, pusing, hingga muntah-muntah. Kepanikan orang tua tak terhindarkan, mereka berbondong-bondong membawa anak ke Puskesmas Kecamatan Pedamaran.
Hingga Rabu (3/9/2025) pagi, 11 murid masih menjalani perawatan intensif dengan infus terpasang di tubuh mereka.
Sementara puluhan lainnya sudah dipulangkan setelah kondisinya stabil.
“Dari total 63 pelajar yang mengalami keracunan, hingga pagi ini masih ada 11 anak yang dirawat di Puskesmas dan masih diinfus,” jelas Camat Pedamaran, Yusnursal, kepada wartawan.
Kepala Dinas Kesehatan OKI, Iwan Setiawan, memastikan bahwa tim medis bergerak cepat menangani para korban. Selain memberikan perawatan, pihaknya juga melakukan investigasi untuk memastikan penyebab keracunan massal ini.
“Sampel makanan sudah kami kirim ke Palembang untuk diuji laboratorium. Hasilnya akan menentukan apakah benar keracunan berasal dari menu MBG atau ada faktor lain,” kata Iwan melansir sumselupdate.com-jaringan Suara.com.
Ia menambahkan, kondisi anak-anak kini berangsur membaik dan tidak ada yang harus dirujuk ke rumah sakit.
Baca Juga: 5 Hal Penting dari Demo Mahasiswa di Palembang: Ribuan Massa, Penyusup Bersenjata, hingga Tersangka
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejatinya digagas untuk meningkatkan gizi dan kesehatan siswa di sekolah.
Namun insiden ini memicu tanda tanya besar di kalangan masyarakat. Banyak orang tua khawatir dan meminta pemerintah mengevaluasi kualitas bahan pangan serta proses distribusinya.
“Tujuan program ini baik, tapi kalau sampai anak-anak sakit massal, tentu harus ada pengawasan lebih ketat,” ungkap salah satu wali murid yang anaknya ikut jadi korban.
Insiden di Pedamaran ini menjadi peringatan keras bahwa program bantuan pangan untuk anak sekolah tidak hanya soal ketersediaan makanan, tetapi juga keamanan, higienitas, dan kualitas distribusi.
Jika tidak ditangani serius, kepercayaan masyarakat terhadap program MBG bisa goyah, padahal program ini diharapkan mampu membantu tumbuh kembang generasi muda Indonesia.
Berita Terkait
-
5 Hal Penting dari Demo Mahasiswa di Palembang: Ribuan Massa, Penyusup Bersenjata, hingga Tersangka
-
Kolaborasi Bank Sumsel Babel dan Pemprov Sumsel: Bagi-Bagi Beras untuk Driver Online
-
Mereda Seketika! Momen Ketua DPRD Sumsel 'Taklukkan' Mahasiswa dari Mobil Komando
-
Gelombang Kedua Datang, Massa Mahasiswa Justru Terbelah di Gedung DPRD Sumsel
-
Barikade Polwan Ditarik, Mahasiswa Berhasil Memasuki Halaman Gedung DPRD Sumsel
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- Innalillahi, Aktor Epy Kusnandar Meninggal Dunia
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
Pilihan
-
Drama Sidang Haji Alim: Datang dengan Ambulans & Oksigen, Ratusan Pendukung Padati Pengadilan
-
KLH Sebut Tambang Milik Astra International Perparah Banjir Sumatera, Akan Ditindak
-
5 HP Memori 512 GB Paling Murah Desember 2025: Ideal untuk Gamer dan Content Creator Pemula
-
Roblox Ditunjuk Jadi Pemungut PPN Baru, Penerimaan Pajak Digital Tembus Rp43,75 T
-
Bank Indonesia Ambil Kendali Awasi Pasar Uang dan Valuta Asing, Ini Fungsinya
Terkini
-
Terungkap! Perampok Pasutri 15 Ilir Palembang Adalah Mantan Pegawai Sendiri
-
Drama Sidang Haji Alim: Datang dengan Ambulans & Oksigen, Ratusan Pendukung Padati Pengadilan
-
Crazy Rich Palembang Haji Halim Diseret ke Meja Hijau, Dakwaan Rp127 Miliar Bikin Sidang Gempar
-
Lion Parcel Bikin UMKM Pempek Palembang Melesat, Pengiriman ke Seluruh Indonesia Makin Mudah
-
Respons Sigap BRI Bantu Pemulihan Korban Banjir di Sumatera Melalui Program BRI Peduli