Tasmalinda
Rabu, 13 Agustus 2025 | 14:10 WIB
dokter di RSUD Sekayu diintimidasi keluarga pasien

SuaraSumsel.id - Ruang tunggu Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Sekayu, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel) mendadak berubah menjadi arena intimidasi.

Seorang dokter yang tengah bertugas menjadi sasaran amuk verbal dari sekelompok keluarga pasien.

Puncaknya, dalam sebuah insiden yang terekam kamera dan viral di media sosial, sang dokter dipaksa untuk membuka masker yang ia kenakan.

Dalam video berdurasi singkat yang mengguncang jagat maya, terlihat sang dokter, yang diketahui bernama dr. V, tampak terpojok.

Ia dikelilingi oleh beberapa orang yang menunjuk-nunjuk dan membentaknya dengan nada tinggi. Terdengar teriakan yang menyayat hati dan menunjukkan arogansi.

"Buka masker kau, aku mau lihat," bentak salah seorang pria dari keluarga pasien, seolah menantang identitas dan wibawa sang dokter.

Peristiwa yang terjadi pada Rabu dini hari tersebut dipicu oleh kesalahpahaman dan emosi yang tak terkendali.

Menurut kronologi yang dihimpun, keluarga pasien merasa pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit terlalu lamban.

Mereka mengeluhkan bahwa salah satu anggota keluarga mereka yang sedang dirawat tak kunjung mendapatkan kepastian untuk pindah ke ruang perawatan setelah beberapa jam berada di ruang observasi IGD.

Baca Juga: 6 Sumur Minyak Terbakar di Lahan PT Hindoli, Korban Luka, Siapa Biangnya?

Emosi keluarga memuncak saat mereka merasa tidak mendapatkan penjelasan yang memuaskan.

Mereka kemudian melampiaskan kemarahan mereka kepada dr. V yang saat itu berada di lokasi. Situasi semakin panas ketika mereka memaksa sang dokter untuk memperlihatkan wajahnya.

Merasa terintimidasi dan demi meredakan situasi yang semakin tak terkendali, dr. V dengan berat hati menuruti permintaan tersebut dan menurunkan maskernya sesaat.

Menanggapi insiden yang mencoreng nama baik institusinya, Direktur RSUD Sekayu, dr. Sharlie Fahlevi, angkat bicara kepada awak media.

Ia menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya.

Menurutnya, tidak ada penelantaran pasien. Pasien tersebut sudah berada di ruang observasi IGD dan dalam kondisi stabil.

Keterlambatan pemindahan ke ruang rawat inap disebabkan oleh ketersediaan kamar yang masih harus dipersiapkan.

Lebih lanjut, dr. Sharlie menegaskan bahwa pada saat kejadian, dr. V sebenarnya sedang menangani pasien gawat darurat lain yang membutuhkan penanganan segera.

"Jadi dokter kami bukannya tidak mau menemui, tetapi lagi ada tindakan emergency terhadap pasien lain yang harus diselamatkan," jelas dr. Sharlie.

Ia menyayangkan tindakan main hakim sendiri yang dilakukan oleh keluarga pasien tanpa berusaha memahami prosedur dan kondisi darurat di rumah sakit.

Setelah video tersebut viral dan menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk organisasi profesi kedokteran, pihak keluarga pasien yang terlibat dalam insiden tersebut akhirnya menyampaikan permintaan maaf.

Melalui sebuah video klarifikasi, mereka mengakui bahwa tindakan mereka telah keterlaluan dan didasari oleh emosi sesaat karena panik dengan kondisi keluarga mereka.

Mereka menyatakan penyesalan mendalam telah melakukan intimidasi dan perbuatan tidak menyenangkan kepada dokter dan pihak rumah sakit.

Load More